Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Khawarij. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khawarij. Tampilkan semua postingan

Mencela Pemimpin, Ciri Khas Kelompok Khawarij

Written By Rachmat.M.Flimban on 27 Maret 2017 | 3/27/2017 05:28:00 AM

Mencela Pemimpin, Ciri Khas Kelompok Khawarij


Awalnya hanya sekedar mengkritik dan membeberkan aib pemimpin di atas mimbar, 
seminar, koran dan medsos tetapi membengkak hingga tiada lain terminal akhirnya 
kecuali memberontak pemimpin By Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi 13 July 2016
Mencela pemimpin merupakan ciri khas manhaj yang ditempuh oleh kaum khawarij. 
Awalnya hanya sekedar mengkritik dan membeberkan aib pemimpin di atas mimbar, 
seminar, koran dan medsos tetapi membengkak hingga tiada lain terminal akhirnya 
kecuali memberontak pemimpin. 
Jelas kiranya, metode ini menyelisihi petunjuk Nabi dalam mengingkari 
penguasa dan merupakan sumber segala fitnah/kerusakan sepanjang sejarah 
sebagaimana dikatakan imam Ibnu Qayyim dalam I’lam Muwaqqi’in (3/7). 
Sebagai bukti bahwa metode seperti itu adalah metode yang diterapkan kaum 
khawarij adalah riwayat imam Tirmidzi dan selainnya dari Ziyad bin Kusaib 
Al-Adawi, katanya: 

كُنْتُ مَعَ أَبِيْ بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ أَبِيْ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ, فَقَالَ أَبُوْ بِلاَلٍ: انْظُرُوْا إِلَى أَمِيْرِنَا يَلْبَسُ لِبَاسَ الْفُسَّاقِ, فَقَالَ أَبُوْ بَكْرَةَ : اسْكُتْ! سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ: مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِيْ الأَرْضِ أَهَانَهُ اللهُ
“Saya pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Ibnu Amir yang sedang 
berkhutbah sambil mengenakan pakaian tipis. Abu Bilal berkata: Lihatlah 
pemimipin kita, dia mengenakan pakaian orang-orang fasiq. Abu Bakrah menegurnya 
seraya berkata: Diamlah, saya mendengar Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang 
menghina pemimpin di muka bumi, niscaya Allah akan menghinakannya“” (Lihat 
Shahih Sunan Tirmdzi: 1812 oleh Al-Albani). 
Imam Dzahabi berkata: “Abu Bilal namanya adalah Mirdas bin Udiyyah, seorang 
khawarj tulen. Karena kejahilannya, maka dia menganggap pakaian tipis bagi kaum 
pria adalah pakaiannya orang fasiq” (Siyar A’lam Nubala’ 14/508 oleh imam 
Dzahabi). 
Demikianlah khawarij sepanjang zaman, mereka salah kaprah dalam metode 
mengingkari dan jahil akan hal yang diingkari.
Satu hal lagi yang perlu sekali saya sampaikan di sini bahwa hanya sekedar 
menghujat pemimpin muslim -sekalipun fasiq- merupakan ciri khas manhaj khawarij, 
sebab manusia tidak akan memberontak pemimipin tanpa ada yang menyalakan api 
kebencian di hati mereka walau dengan dalih menegakkan pilar amar ma’ruf nahi 
mungkar. 
Oleh karenanya, para ulama menilai bahwa para penggerak pemberontakan, 
pengkritik dan pencela pemimpin adalah khawarij sekalipun sepanjang sejarah 
mereka tidak pernah memberontak. Dalam kitab sejarah dan firaq (kelompok dan 
golongan) mereka disebut Al-Qa’adiyyah. 
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata mensifati sebagian jenis khawarij: “Dan kaum 
Al-Qa’adiyyah yaitu kelompok yang melicinkan pemberontakan terhadap pemerintah 
sekalipun tidak langsung membrontak”. 
Bahkan, kadang-kadang orang yang mengompori untuk berontak lebih jelek 
daripada yang langsung memberontak sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dalam 
Masail Ahmad hal. 271 dar Abdullah bin Muhammad berkata: “Khawarij jenis 
Al-Qa’adiyyah adalah sejelek-jeleknya kelompok khawarij!”. 
Para ulama masa kini juga telah membendung dan memerangi pemikiran-pemikiran 
khawarij model Al-Qa’adiyyah ini. 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata tatkala menjelaskan hadits 
Dzil Huwaishiroh: “Hadits ini merupakan dalil yang sangat mendasar bahwa 
berontak pada pemimpin bukan hanya dengan pedang semata tapi bisa juga dengan 
perkataan dan ucapan. Perhatikanlah, orang ini (Dzul Huwaishrah), dia tidak 
mengangkat pedang guna membunuh Nabi tapi dia hanya mengingkarinya (dengan 
terang-terangan). Apabila dijumpai dalam sebagian kitab ahli sunnah yang 
menyatakan bahwa berontak itu adalah dengan pedang, maka maksudnya adalah puncak 
pemberontakan”. 
(Lihat Fatawa Ulama Al-Akabir hal. 94-96 dan Madarik An Nadhar hal. 272-275 
oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani). 

Penulis: Ust. Abu Ubaidah As Sidawi 
Sumber Artikel Muslim.or.id

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. HOSE AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger