بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Serial 12 Alam Jin: Kemampuan Mencuri Berita Langit
Di antara kemampuan yang Allah berikan pada jin atau
setan adalah kemampuan mencuri berita langit. Berita langit ini akan
disampaikan oleh setan sampai pada tukang sihir dan dukun. …
By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. 12 August 2013
Di antara kemampuan
yang Allah berikan pada jin atau setan adalah kemampuan mencuri
berita langit. Berita langit ini akan disampaikan oleh setan sampai pada tukang
sihir dan dukun. Nyatanya, tukang ramal tersebut dari berita yang mereka
dengar, mereka reka-reka menjadi 100 kedustaan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّا لَمَسْنَا
السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا وَأَنَّا كُنَّا
نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآَنَ يَجِدْ لَهُ
شِهَابًا رَصَدًا
“Dan sesungguhnya
kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh
dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu
dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan
(berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
(seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).”
(QS. Al Jin: 8-9).
Dahulu, setan biasa
naik ke tempat di langit lalu ingin mencuri berita langit. Para setan ingin
mencuri berita sebelum kejadian itu terjadi. Ketika Rasul kita Muhammad -shallallahu
‘alaihi wa sallam– diutus bertambahlah penjagaan di langit.
Lantas
bagaimanakah setan mencuri berita dari langit?
Dari Abu Hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَضَى اللَّهُ
الأَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا
لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ
قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ، قَالُوا لِلَّذِى قَالَ الْحَقَّ
وَهُوَ الْعَلِىُّ الْكَبِيرُ فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ ، وَمُسْتَرِقُ
السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ – وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفِّهِ
فَحَرَفَهَا وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ – فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ ،
فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ،
حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ ، فَرُبَّمَا
أَدْرَكَ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا ، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ
يُدْرِكَهُ ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ ، فَيُقَالُ أَلَيْسَ قَدْ
قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ
الَّتِى سَمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
“Ketika Allah
menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam
rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu
seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini memekakkan
mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka
mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab,
“Perkataan yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
“Setan-setan
penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu
posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan
memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang
di atas mendengar berita itu, maka segera disampaikan kepada setan yang berada
di bawahnya. Kemudian yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di
bawahnya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun.”
“Terkadang setan
penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu.
Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu
dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100
kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan,
“Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan
terjadi demikian dan demikian?” Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun
dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR. Bukhari
no. 4800).
Ada juga cara mudah
yang setan tempuh untuk mencuri berita langit sebagaimana disebutkan
dalam hadits ‘Aisyah berikut ini,
الْمَلاَئِكَةُ
تَتَحَدَّثُ فِى الْعَنَانِ – وَالْعَنَانُ الْغَمَامُ – بِالأَمْرِ يَكُونُ فِى
الأَرْضِ ، فَتَسْمَعُ الشَّيَاطِينُ الْكَلِمَةَ ، فَتَقُرُّهَا فِى أُذُنِ
الْكَاهِنِ ، كَمَا تُقَرُّ الْقَارُورَةُ ، فَيَزِيدُونَ مَعَهَا مِائَةَ
كَذِبَةٍ
“Para malaikat
saling berbicara di atas awan dan awan-awan yang gelap tentang berbagai urusan
yang akan terjadi di bumi lalu didengar oleh setan-setan kemudian setan-setan
itu membisikkannya pada telinga para dukun sebagaimana botol ditiup lalu
setan-setan itu menambah urusan yang didengarnya itu dengan 100 kedustaan.”
(HR. Bukhari no. 3288).
Semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin
‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 5 Syawal
1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id
Disalin dari Sumber : Muslim.Or.Id
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar