Apa Benar Makan Daging Kambing Bisa Mengobati Darah Rendah?
Written By Rachmat.M.Flimban on 12 November 2018 | 11/12/2018 07:05:00 PM
Apa Benar Makan Daging Kambing Bisa Mengobati Darah Rendah? Oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Damar Upahita - Dokter Umum. Daging kambing terkenal dengan efeknya yang (katanya) bisa bikin tekanan darah melambung tinggi. Tidak heran jika para pemilik tekanan darah tinggi sangat menghindari menu yang satu ini. Sebaliknya, orang dengan tekanan darah rendah justru jadi berlomba-lomba makan daging kambing buat mendapatkan efek peningkatan tensi. Lantas, apa benar makan daging kambing bisa jadi obat darah rendah? |
Makan daging kambing tidak bikin tensi naik Makan daging kambing tidak dilarang untuk orang yang punya darah rendah. Namun, bukan berarti daging kambing bisa bantu mengobati masalah tersebut. Selama Namun kenyataannya, kandungan lemak jenuh daging kambing mentah jauh lebih rendah dibanding daging ayam dan sapi. Kadar lemak jenuh per 100 gram daging kambing mentah hanya sekitar 0,71 gram, sementara daging sapi pada umumnya berkisar sekitar 6 gram dan ayam mengandung hampir 2,5 gram lemak jenuh per porsinya. Sementara itu, kadar kolesterol daging kambing per 100 gram-nya adalah sekitar 57 miligram (mg). Masih jauh lebih sedikit daripada daging sapi (sekitar 89 mg) dan kolesterol daging ayam (sekitar 83 mg) per takaran porsi yang sama. Belum ada penelitian yang berhasil membuktikan adanya jaminan efek perubahan tekanan darah yang cukup signifikan setelah makan daging kambing. Sebuah penelitian dari Cara masak dagingnyalah yang bikin tensi naik Sebetulnya, peningkatan tekanan darah setelah makan daging kambing cenderung disebabkan oleh cara pengolahan yang salah. Hal ini juga diamini oleh penelitian di atas. Tim peneliti menemukan bahwa peningkatan tensi muncul cukup drastis justru diakibatkan oleh garam, minyak goreng, hingga mentega atau margarin yang kemudian terserap dalam daging selama proses memasaknya dan berubah jadi lemak jenuh. Bukan dari daging kambingnya itu sendiri. Daging kambing justru mengandung sekitar 1 gram lemak tak jenuh per porsinya. Lemak tak jenuh adalah jenis lemak baik yang membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah. Obat darah rendah yang baik harus dari dokter Makan daging kambing mungkin bisa menaikkan tekanan darah, terutama jika cara masaknya salah. Namun tentu ini bukanlah cara menaikkan tensi yang baik dan sehat. Pasalnya, asupan kalori dan lemak tak jenuh yang berlebihan justru akan merusak jantung dan pembuluh darah. Untuk mengatasi tekanan darah rendah, sebenarnya tergantung kembali berdasarkan apa penyebab yang melatarbelakanginya dan gejala yang muncul. Namun umumnya, berbagai cara sehat di bawah ini bisa membantu Anda menaikkan tensi dengan lebih aman:
Anda juga bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat darah rendah yang tepat. Dokter mungkin akan meresepkan fludrocortisone atau midodrine untuk menaikkan tensi Anda. Tips sehat makan daging kambing Makan daging kambing memang tidak terlalu banyak berdampak pada perubahan tekanan darah. Itu kenapa makan daging kambing sebenarnya tidak dilarang bagi siapa pun. Namun jika cara masaknya salah atau Anda berlebihan mengonsumsinya, maka mungkin saja malah akan menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang. Jika Anda mau sesekali memanjakan lidah, cukup makan sepotong daging kambing ukuran sedang (berat sekitar 40-50 gram) untuk satu kali makan. Sebaiknya juga jangan mengonsumsinya setiap hari, cukup konsumsi daging merah 2-3 kali dalam seminggu, dan selingi dengan variasi gizi dari sumber makanan lainnya seperti sayur dan buah, ikan, daging ayam, dan protein nabati lainnya.
Artikel Terkait : Hellosehat.com Hello Sehat |
Cara Kerokan yang Benar
Written By Rachmat.M.Flimban on 26 Agustus 2018 | 8/26/2018 12:11:00 AM
Begini Cara Kerokan yang Benar dan Aman
Dilansir Kompas.com, makin pekat warna merahnya, tandanya angin yang masuk ke dalam tubuh itu jumlahnya banyak. Sayangnya menurut dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono, warna merah yang timbul adalah tanda pembuluh darah halus (kapiler) di bawah permukaan kulit yang pecah akibat kerokan. Maka itulah terlihat jejak merah di tempat yang dikerok.
Sayangnya sampai saat ini, banyak kalangan dari dunia pendidikan medis tidak meyakini bahwa kerokan itu mujarab bagi kesehatan.
“Di negara-negara barat, kerokan sama sekali tidak dikenal,” tutur Saptawati.
Namun, menurut Mulyadi, dokter dari Klinik Medizone, secara medis, kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup (vasokonstriksi) menjadi lebih lebar.
“Ini tidak berbahaya, asal tidak menjadi kebutuhan primer. Jika terus-terusan kerokan, pembuluh darah kecil dan halus yang akan pecah jadi banyak,” kata Mulyadi.
Masih menurut Mulyadi, kerokan membuat penderita masuk angin merasa nyaman karena tubuh melepas hormon endofin dalam taraf normal. Secara ilmiah, menurutnya, kerokan terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma angin yang memiliki gejala nyeri otot atau mialga.
“Prinsip kerokan tidak jauh beda dengan akunpunktur yang menancapkan jarum ke dalam tubuh.
Prinsip kerokan adalah meningkatkan temperatur dan energi pada tubuh yang dikerok. Peningkatan energi ini dilakukan melalui perangsangan kulit tubuh bagian luar,” paparnya.
- Siapkan koin atau uang logam yang ujungnya tidak tajam, seperti uang koin Rp1.000,-.
- Gunakan minyak zaitun sebagai dasar untuk pengerokan di tubuh.
- Lakukan kerokan di samping tulang, tepatnya di sendi-sendi dekat tulang. Tidak dianjurkan mengerok tepat di atas tulang.
- Lakukan kerokan dari atas ke bawah.
- Jangan pernah mengerok bagian tulang punggung, karena bisa membahayakan kesehatan Anda.
- Setelah selesai kerokan, usapkan bagian punggung dengan minyak angin agar badan lebih hangat.
- Mandi esok harinya setelah suhu badan kembali normal, jangan langsung mandi setelah kerokan.
Tidur Miring Ke Kiri Bagi Ibu Hamil
Written By Rachmat.M.Flimban on 21 Maret 2018 | 3/21/2018 03:47:00 PM
Tidur Miring Ke Kiri Bagi Ibu Hamil
Oleh : dr. Raehanul Bahraen
Sunnahnya adalah tidur miring ke kanan sebagaimana dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻴْﺖَ ﻣَﻀْﺠَﻌَﻚَ ﻓَﺘَﻮَﺿَﺄْ ﻭُﺿُﻮﺀَﻙَ ﻟﻠﺼَﻼﺓِ، ﺛُﻢَّ ﺍﺿْﻄَّﺠِﻊْ ﻋﻠﻰ ﺷِﻘِّﻚَ ﺍﻷَﻳْﻤَﻦ
”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu sebelah kanan..”[1]
Sebagian ulama menjelaskan bahwa posisi berbaring ke kanan merupakan posisi yang paling baik yang memudahkan bangun shalat malam dan baik untuk organ tubuh yaitu jantung karena akan mengurangi tekanan pada jantung yang lebih berada di bagian kiri tubuh.
Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata,
ﻭَﺧَﺺَّ ﺍﻷَﻳْﻤَﻦ ﻟِﻔَﻮَﺍﺋِﺪ : ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﺳْﺮَﻉ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻻﻧْﺘِﺒَﺎﻩ
“Dikhususkan arah kanan tidur karena ada beberapa faidah, di antaranya lebih cepat untuk sadar (bangun shalat malam).” [2]
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan,
ﻭﺃﻧﻔﻊ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﻖ ﺍﻷﻳﻤﻦ
“Tidur yang paling bermanfaat adalah tidur dengan berbaring di sisi kanan.”[3]
Bagaimana dengan ibu hamil? Teori kedokteran menyebutkan bahwa hendaknya ibu hamil dengan kehamilan besar tidur dengan miring ke kiri. Hal ini dikarenakan vena cava inferior yang merupakan salah satu pembuluh darah utama berada di bagian belakang sebelah kanan, sehingga jika terlalu lama tidur terlentang atau menghadap ke kanan, akan menghambat aliran darah ini karena tertekan oleh organ dan janin yang besar.
Jawabanya adalah kembali kepada hukum tidur ke arah kiri. Ada dua pendapat ulama mengenai hukum tidur ke arah kiri
1. Hukumnya mubah
Karena tidak ada dalil yang mengharamkan atau memakruhkan, bukan berarti hanya karena sunnah tidur sebelah kanan kemudian tidur sebelah kiri menjadi otomatis makruh hukuknya. Terlebih hukum asal sesuatu urusan dunia adalah mubah
الأصل في الأشياء الإباحة
“Hukum asal sesuatu (urusan dunia) adalah mubah”
Jadi tidak ada masalah bagi ibu hamil tidur miring ke kiri karena hukumnya mubah
2. Hukumnya Makruh
Ulama yang berpendapat makruh beralasan karena bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan jika terus-menerus dan akan luput dari sunnah.
Dalam hal ini kami lebih cenderung dengan pendapat ulama yang mengatakan mubah, karena tidur miring ke kiri tidak membahayakan kesehatan dan langsung menyebabkan penyakit. Sekiranya ada yang memegang pendapat makruh, maka tetap boleh ibu hamil tidur miring ke kiri karena ada hajat untuk kesehatan ibu da bayi. Sebagaimana kaidah fikhiyah berbunyi,
المكروه يباح عند الحاجة
“Hal makruh diperbolehkan ketika ada hajat/keperluan”
Perlu diperhatikan bahwa terdapat penjelasan ulama bahwa tidur miring ke ke kiri secara tidaklah berbahaya. Masing-masing ada manfaatnya:
1. Manfaat tidur ke kiri
a) Bermanfaat bagi tubuh secara umum karena jantung lebih bekerja ada tekanan tubuh
b) Bermanfaat bagi penderita asam lambung agar tidak terjadi “balikan asam lambung” (reflux)
2. Manfaat tidur ke kanan
Jantung lebih relax karena tidak tertekan organ tubuh, sehingga ini baik jantung akan tetapi tubuh tidak mendapatkan aliran darah dengan sempurna, hal ini menyebabkan manusia tidak lalai dan mudah bangun untuk shalat malam
Terdapat penjelasan yang cukup baik dari Ibnul Qayyim, beliau berkata,
ﻭﻟﻬﺬﺍ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﺍﻷﻃﺒﺎﺀ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﺍﻷﻳﺴﺮ ﻟﻜﻤﺎﻝ ﺍﻟﺮﺍﺣﺔ ﻭﻃﻴﺐ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ، ﻭﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﻨﺐ ﺍﻷﻳﻤﻦ، ﻟﺌﻼ ﻳﺜﻘﻞ ﻧﻮﻣﻪ ﻓﻴﻨﺎﻡ ﻋﻦ ﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ، ﻓﺎﻟﻨﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﺍﻷﻳﻤﻦ ﺃﻧﻔﻊ ﻟﻠﻘﻠﺐ ، ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﺍﻷﻳﺴﺮ ﺃﻧﻔﻊ ﻟﻠﺒﺪﻥ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
“Oleh karena itu pata dokter/tabib menyarankan tidur ke arah kiri agar sempurnanya istirahat dan nyamannya tidur. Pemilik syariat (Allah) lebih suka (hukumnya sunnah) tidur ke arah kanan agar tidur tidak terlalu lelap dan ia terlewatkan dari shalat malam. Tidur ke arah kanan lebih bermanfaat bagi jantunf sedangkan tidur ke arah kiri lebih bermanfaat bagi badan. Wallahu a’lam.[4]
Jadi dalam hal ini ada manfaatnya masing-masing dan tentu kita memilih yang sunnah yaitu berbaring di sisi kanan, bahkan ada ulama yang berpendapat agar hal ini dikombinasikan. Memulai tidur dengan sisi kanan kemudian berpindah ke sisi kiri
Ibnul Jauziy berkata,
ﻗَﺎﻝَ ﺍِﺑْﻦ ﺍﻟْﺠَﻮْﺯِﻱّ : ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻬَﻴْﺌَﺔ ﻧَﺺَّ ﺍﻷَﻃِﺒَّﺎﺀ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺃَﺻْﻠَﺢ ﻟِﻠْﺒَﺪَﻥِ , ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺒْﺪَﺃ ﺑِﺎﻻﺿْﻄِﺠَﺎﻉِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺠَﺎﻧِﺐ ﺍﻷَﻳْﻤَﻦ ﺳَﺎﻋَﺔ ﺛُﻢَّ ﻳَﻨْﻘَﻠِﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻷَﻳْﺴَﺮ ﻷﻥَّ ﺍﻷَﻭَّﻝ ﺳَﺒَﺐ ﻻﻧْﺤِﺪَﺍﺭِ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡ
“Cara tidur seperti ini ditegaskan oleh para dokter/tabib bahwa hal tersebut lebih bermanfaat bagi badan, mereka mengatakan bahwa hendakan memulai berbaring ke arah kanan beberapa waktu kemudian berbaliknke arah kiri karena yang pertama menyebabkan mudah turunnya makanan.”[5]
Demikian semoga bermanfaat
Sumber Artikel : Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] HR. Bukhari & Muslim
[2] Fathul Bari lIbnl Hajar Al-Asqalani
[3] Zaadul Ma’aad 4/220
[4] Zaadul Ma’aad 1/321
[5] Sumber: https://islamqa.info/ar/14033
Roqyah;Pengobatan Kesurupan Jin
Written By Rachmat.M.Flimban on 12 November 2017 | 11/12/2017 09:45:00 PM
Sumber: 1. Do'a dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Terbitan Pustaka Imam Syafi'i 2. Sembuh dan Sehat Cara Nabi , Mengobati Sihir dan Kerasukan Jin Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah oleh Syaikh Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Terbitan Maktabah al-Hanif, yakni poin 7, 8, 14 dan 18 Kedua Sumber hampir identik pembahasannya 3. PENGOBATAN KESURUPAN JIN Pengobatan terhadap orang yang kesurupan jin, terdapat dua bagian : 1. Pencegahan kesurupan. Di antara upaya pencegahan adalah dengan menjaga dan memelihara semua kewajiban dan menjauhi semua larangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa dzikir, do'a, dan ta'awwudz yang disyari'atkan. 2. Pengobatan kesurupan. Yaitu dengan cara seorang muslim yang hatinya sejalan dengan lisan dan ruqyahnya- membacakan bacaan bagi orang yang ke-surupan. Dan pengobatan dengan ruqyah yang paling ampuh adalah dengan surat al-Fatihah,1 ayat kursi, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, Qulhuwallahu Ahad (surat al-Ikhlas), Qul a'udzubirabbilfalaq (surat al-Falaq), dan Qul a'udzubirabbinnas (surat an-Naas), dengan memberi tiupan pada orang yang kesurupan tersebut dan mengulangi bacaan tersebut sebanyak tiga kali atau lebih, dan ayat-ayat al-Qur'an lainnya. Sebab seluruh isi al-Qur'an adalah penyembuh bagi apa yang ada di dalam hati, penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.2 Serta do'a-do'a ruqyah seperti yang dijelaskan pada cara kedua dari pengobatan sihir. Dalam pengobatan ini diperlukan adanya dua hal, yaitu:
Catatan Kaki; 1. Lihat Sunan Abi Dawud (IV/13-14), juga Ahmad (V/210), serta Silsilatul Ahaditsish Sbahihah (No. 2027) 2. Lihat al-Fathur Rabbani, Tartiihu Musnadil lmaam Ahmad (XVII/183) 3. Lihat mengenai bacaan ruqyah yang panjang dan bermanfaat dalam kitab, Wiqayatul Insan minal Jini wasy Syayatiin (hal. 81-84), juga ash-Shaarimul Battaar (hal. 109-117), karya Syeikh Wahid Abdus Salam. Lihat juga Zaadul Ma'aad (IV/66-69). Serta Iidhaahul Haqqi fii Dukhulil Jinni bil Insi war Radd 'alaa Man Ankara Dzalika, karya 'Allaamah 'Abdul Aziz bin 'Abdulllah bin Baaz (hal 14). Dan Fataawaa Ibni Taimiyyah (XIX/9-65) dan (XXIV/276). Demikian juga al-Wiqayatu wal 'Ilaju minal Kitabi was Sunnah, karya Muhammad bin Syay'i (hal. 66-69). Selain itu lihat juga cara mengusir jin dan rumah, dalam kitab, al-Wiqayah wal 'Ilaj, karya Muhammad bin Syay'i (hal. 59). Dan juga 'Aalamul Jinni wasy Syayatiin, karya al-Asyqar (hal. 130) Dinukil dari Narasumber; "eBook Do'a dan Dzikir Ibnumajjah"
|
Roqyah; Pengobatan Terhadap 'Ain (Bagian ke 2 dan 3)
R U Q Y A H Mengobati Guna-guna dan Sihir dan Penyakit lainnya Syaikh Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawasi 1. Do'a dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Terbitan Pustaka Imam Syafi'i 2. Sembuh dan Sehat Cara Nabi , Mengobati Sihir dan Kerasukan Jin Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah oleh Syaikh Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Terbitan Maktabah al-Hanif, yakni poin 7, 8, 14 dan 18 Kedua Sumber hampir identik pembahasannya |
2. PENGARUH AKIBAT TERKENA PENGARUH MATA JAHAT (BER-BAHAYA) Bagian Kedua; Upaya Setelah Terkena Mata Jahat;
Bagian Ketiga Beberapa hal yang dapat mencegah atau menghindari mata orang yang dengki, yaitu:
احْــفَظِ اللهَ يَـحْفَـظْكَ "Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu."4 وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ "Dan apa saja musibah yang menimpamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). " (QS. Asy-Syuura: 30). Demikianlah sepuluh sebab yang dapat menolak kejahatan orang dengki, pengaruh penglihatan mata yang berbahaya/jahat, dan tukang sihir.5 Catatan Kaki; 1. Lihat Sunan Abi Dawud (IV/9) dan Zaadul Ma'aad (IV/163). Lihat juga al-Wiqayatu wal 'Ilaju minal Kitab was Sunnah, karya Muhammad bin Syaay'i (hal. 144-147) 2. Sunan Abu Dawud (I V/10). Hal itu pernah dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada Tsabit bin Qais. 3. Musnad Ahmad (III/497), lihat juga Silsilatul Ahaditsish Shahihah (I/108, no. 379) 4. At-Tirmidzi, lihat Shahihut Tirmidzi (H/309 no. 2043), Ahmad (1/293) 5. Lihat Badai'iul Fawa'id, karya Ibnul Qayyim (11/238-245), Ad-Dua wal 'Ilaj bir Ruqa hal. 104-111 Dinukil dari Narasumber;"eBook Islam "Ibnumajjah" |
Panduan Rumus Membuat Angka Arab
Rumus Angka Arab Rumus: ٠ Adalah = ٠
Rumus Angka Arab Rumus: ١ Adalah = ١
Rumus Angka Arab Rumus: ٢ Adalah = ٢
Rumus Angka Arab Rumus: ٣ Adalah = ٣
Rumus Angka Arab Rumus: ٤ Adalah = ٤
Rumus Angka Arab Rumus: ٥ Adalah = ٥
Rumus Angka Arab Rumus: ٦ Adalah = ٦
Rumus Angka Arab Rumus: ٧ Adalah = ٧
Rumus Angka Arab Rumus: ٨ Adalah = ٨
Rumus Angka Arab Rumus: ٩ Adalah = ٩
Rumus Angka Arab Rumus: ١٠ Adalah = ١٠
Roqyah; Pengobatan Terhadap 'Ain (Bagian Pertama)
R U Q Y A H Mengobati Guna-guna dan Sihir dan Penyakit lainnya Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah Syaikh Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawasi 1. Do'a dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut 2. Sembuh dan Sehat Cara Nabi , Mengobati Sihir dan Kedua Sumber hampir identik pembahasannya |
Pengobatan Terhadap 'Ain Bagian Pertama (Pencegahan) 2. PENGOBATAN AKIBAT TERKENA PENGARUH MATA JAHAT (BER-BAHAYA) Pengobatan akibat terkena pengaruh mata jahat (berbahaya) adalah terdiri beberapa bagian: Bagian Pertama: Upaya sebelum terkena mata jahat itu di antaranya: 1. Membentengi diri dari orang yang ditakuti (kejahatan pengaruh matanya) dengan dzikir, do’a, dan ta'awwudz yang disyari'atkan, sebagaimana yang disebutkan di dalam bagian pertama dari pengobatan akibat sihir. 2. Hendaklah orang yang takut mengenai orang lain, akibat pengaruh dari matanya -jika dia melihat pada dirinya atau hartanya atau anaknya atau saudaranya atau hal-hal lainnya yang menakjubkan dirinya- supaya berdo'a mohon diberi berkah dengan do'a berikut ini: مَـا شَاءَ اللهُ لاَقُوَّةُ إِلَّا بِـاللهِ، اَللَّهُـمَّ بَـارِكْ عَـلَيْهِ "Masya Allah (atas kehendak Allah), tidak ada kekuatan melainkan hanya dengan (pertolongan) Allah. Ya Allah, berikanlah berkah padanya." Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ "Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaklah dia mendo'akannya supaya diberikan berkah kepadanya."1 3. Tidak menyebutkan kebaikan-kebaikan yang diperolehnya kepada orang yang dikhawatirkan memiliki mata jahat.2 Catatan Kaki; 1. Muwattha' Imam Malik (11/938), Ibnu Majah (II/1160), Ahmad (IV/447). Lihat juga Shahih Ibnu Majah (II/265) dan Zaadul Ma'aad (IV/l70). Demikian juga ash-Shaarimul Battar fiil Tashaddi lish Saharati wal Asyrar, karya Syaikh Wahid Abdus Salam (halaman 229-252) 2. Lihat Syarhus Sunnah, karya al-Baghawi (XIII/116) juga Zaadul Ma'aad (IV/173) Dinukil dari Narasumber; eBook Islam "Ibnumajjah"
|
Rumus Angka Arab Rumus: ٠ Adalah = ٠
Rumus Angka Arab Rumus: ١ Adalah = ١
Rumus Angka Arab Rumus: ٢ Adalah = ٢
Rumus Angka Arab Rumus: ٣ Adalah = ٣
Rumus Angka Arab Rumus: ٤ Adalah = ٤
Rumus Angka Arab Rumus: ٥ Adalah = ٥
Rumus Angka Arab Rumus: ٦ Adalah = ٦
Rumus Angka Arab Rumus: ٧ Adalah = ٧
Rumus Angka Arab Rumus: ٨ Adalah = ٨
Rumus Angka Arab Rumus: ٩ Adalah = ٩
Rumus Angka Arab Rumus: ١٠ Adalah = ١٠
Ruqyah: 1-Pengobatan Terhadap Sihir
Written By Rachmat.M.Flimban on 11 November 2017 | 11/11/2017 08:50:00 PM
Mengobati Guna-guna dan Sihir dan Penyakit lainnya Menurut Al-Qur’an dan As-Sunna Syaikh Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Sumber: 1. Do'a dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Terbitan Pustaka Imam Syafi'i 2. Sembuh dan Sehat Cara Nabi , Mengobati Sihir dan Kerasukan Jin Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah oleh Syaikh Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Terbitan Maktabah al-Hanif, yakni poin 7, 8, 14 dan 18 Kedua Sumber hampir identik pembahasannya Dinukil dari eBook Ibnumajjah Doa dan Dzikir Bagian pertama (Pencegahan) Pengobatan Ilahi terhadap sihir ini terdapat dua bagian, yaitu: Bagian pertama, hal-hal yang dipergunakan untuk mencegah datangnya sihir, yakni: 1. Menunaikan seluruh kewajiban, meninggalkan semua larangan, serta bertaubat dari segala macam perbuatan dosa. 2. Memperbanyak membaca al-Qur'an, yaitu dengan cara menjadikannya sebagai wirid yang dibaca setiap hari. 3. Melindungi dan membentengi diri dengan banyak memanjatkan berbagai macam do'a, ta'awwudz, serta dzikir-dzikir yang disyari'atkan. Yang sesuai dengan sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم yang shahih. Diantaranya membaca: لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ "Tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) melainkan hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah seluruh kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."1 (Bacaan ini dibaca 100x setiap hari). Selain itu, harus selalu memelihara bacaan dzikir pagi dan petang, juga dzikir-dzikir setelah shalat, bacaan atau do'a pada saat akan tidur dan pada saat bangun tidur, bacaan atau do'a masuk dan keluar rumah, bacaan atau do'a menaiki kendaraan, do'a masuk dan keluar masjid, do'a masuk dan keluar wc, do'a ketika melihat orang yang sedang diuji (tertimpa musibah~ed) dan do'a-do'a lainnya yang telah dimuat dalam kitab ini sesuai dengan keadaan, kesempatan, tempat dan waktunya. Dan tidak diragukan lagi bahwa memelihara semuanya itu termasuk salah satu jalan mencegah datangnya sihir, syaitan dan jin, dengan seizin Allah Ta'ala, dan semuanya itu pula yang merupakan penyembuh yang paling ampuh bagi sihir atau hal lainnya yang sudah menimpa.2 4. Jika memungkinkan, hendaklah memakan tujuh buah kurma pada pagi hari. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: مَنِ اصْطَبَحَ بِسَبْعِ تَـمَرَاتٍ عَجْوَةٍ، لَـمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سَمٌّ وَلَا سِحْرٌ "Barangsiapa di pagi hari makan tujuh buah kurma Ajwah (korma Nabi صلي الله عليه وسلم), maka dia tidak akan terkena racun atau sihir."3 Yang lebih sempurna ialah kurma yang ada di antara dua kampung (di Madinah), sebagaimana yang telah disebutkan di dalam riwayat Muslim. Syaikh Allamah 'Abdul Aziz bin 'Abdullah bin Baaz رحمه الله berpendapat, bahwa seluruh kurma Madinah mempunyai sifat tersebut. Dan hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: مَنْ أَكَلَ سَبْعَ تَـمَرَاتٍ مِـمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا حِينَ يُصْبِحُ لَـمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ حَتَّى يُمْسِيَ "Barangsiapa yang memakan tujuh buah kurma di antara dua kampung (di Madinah) pada pagi hari, maka dia tidak akan dicelakakan oleh racun sampai sore hari..."4 Syaikh bin Baaz رحمه الله pun berpendapat, bahwa hal itu juga diharapkan berlaku bagi orang yang memakan tujuh buah kurma selain kurma Madinah secara mutlak. Catatan Kaki, [1]. Al-Bukhari (IV/95). Dan Muslim (1V/2071) [2]. Lihat Zaadul Ma'aad (IV/126), juga Majmuu'u Fatawa 'Allamah Ibnu Baaz (III/277), lihat juga "Sepuluh hal yang dapat menolak kejahatan orang dengki dan tukang sihir", pada bagian ketiga Pengobatan Terhadap ‘Ain [3]. Al-Bukhari dalam al-Fath (X/247) dan Muslim (III/1618) [4]. Muslim (III/1618) Dinukil dari Narasumber; eBook Ibnumajjah Doa dan Dzikir" |
Ruqyah: Pengobatan Dengan Al-Qur'an dan As-Snnah
R U Q Y A H Mengobati Guna-guna dan Sihir dan Penyakit lainnya Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah Syaikh Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Sumber: 1. Do'a dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Terbitan Pustaka Imam Syafi'i 2. Sembuh dan Sehat Cara Nabi , Mengobati Sihir dan Kerasukan Jin Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah oleh Syaikh Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani Terbitan Maktabah al-Hanif, yakni poin 7, 8, 14 dan 18 Kedua Sumber hampir identik pembahasannya Dinukil dari eBook Ibnumajjah Doa dan Dzikir |
Ruqyah: Pengobatan Dengan Al-Qur'an dan As-Snnah Pentingnya Pengobatan dengan Al-Qur'an dan Sunnah. PENDAHULUAN Pentingnya Penyembuhan dengan al-Qur'an dan as-Sunnah Tidak diragukan lagi bahwa penyembuhan dengan al-Qur'an dan dengan apa yang ditegaskan dari Nabi صلى الله عليه وسلم berupa ruqyah,1 merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna. Allah عزّوجلّ berfirman: قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَآءٌ "Katakanlah, 'al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman."' (QS. Fushshilat: 44). وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ "Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-Israa': 82). Pengertian "dari al-Qur'an", pada ayat di atas, maksudnya adalah al-Qur'an itu sendiri. Karena al-Qur'an secara keseluruhan adalah penyembuh, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.2 Allah عزّوجلّ berfirman: يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ “Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. " (QS. Yunus: 57). Dengan demikian, al-Qur'an merupakan penyembuh yang sempurna di antara seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh penyakit dunia dan akhirat. Tidak setiap orang mampu dan mempunyai kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan al-Qur'an. Jika pengobatan dan penyembuhan itu dilakukan secara baik terhadap penyakit, dengan didasari kepercayaan dan keimanan, penerimaan yang penuh, keyakinan yang pasti, pemenuhan syarat-syaratnya, maka tidak ada satu penyakit pun yang mampu melawannya untuk selamanya. Bagaimana mungkin penyakit-penyakit itu akan menentang dan melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika (firman-firman itu) turun ke gunung, maka ia akan memporakporandakan gunung-gunung tersebut, atau jika turun ke bumi, niscaya ia akan membelahnya. Oleh karena itu, tidak ada satu penyakit hati dan juga penyakit fisik pun melainkan di dalam al-Qur'an terdapat jalan penyembuhannya, penyebabnya, serta pencegahan terhadapnya, bagi orang yang dikaruniai pemahaman oleh Allah terhadap kitab-Nya. Dan Allah عزّوجلّ (Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung) telah menyebutkan di dalam al-Qur'an beberapa penyakit hati dan fisik, disertai juga penyebutan penyembuhan hati dan juga fisik. Adapun penyakit-penyakit hati terdiri dari dua macam, yaitu: penyakit syubhat (kesamaran) atau ragu, dan penyakit syahwat atau hawa nafsu. Allah yang Mahasuci telah menyebutkan beberapa penyakit hati secara terperinci yang disertai dengan beberapa sebab, sekaligus cara penyembuhan penyakit-penyakit tersebut.3 أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ "Dan apakah tidak cukup bagi mereka, bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalam al-Qur'an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. " (QS. Al-Ankabuut: 51). Al-'Allamah Ibnul Qayyim رحمه الله mengemukakan: فَـمَنْ لَـمْ يَشْفِهِ الْـقُرْآنُ فَـلاَ شَفَاهُ اللهُ، وَمَـنْ لَـمْ يَكْفِهِ فَـلاَ كَـفَاهُ اللهُ "Barangsiapa yang tidak dapat disembuhkan oleh al-Qur'an, berarti Allah tidak memberikan kesembuhan kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak dicukupkan oleh al-Qur'an, maka Allah tidak memberikan kecukupan kepadanya."4 Sedangkan mengenai penyakit-penyakit badan atau fisik, al-Qur'an telah membimbing dan menunjukkan kita kepada pokok-pokok pengobatan dan penyembuhannya, dan juga kaidah-kaidah yang dimilikinya. Yakni, bahwa kaidah pengobatan penyakit badan secara keseluruhan ada di dalam al-Qur'an, yaitu ada tiga poin: 1. Menjaga kesehatan. 2. Melindungi diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit. 3. Mengeluarkan unsur-unsur yang merusak badan. Dan berdasarkan pada hal inilah seluruh pembagian dari jenis-jenis di atas.5 Jika seorang hamba melakukan penyembuhan dengan al-Qur'an secara baik dan benar, niscaya dia akan melihat pengaruh yang sangat menakjubkan dalam penyembuhan yang cepat. Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالي berkata: "Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat al-Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zam-zam dan membacakan padanya surat al-Fatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan total. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku beritahukan kepada banyak orang yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat."6 Demikian juga pengobatan dengan ruqa (jama dari ruqyah) Nabawi yang shahih riwayatnya, merupakan obat yang sangat bermanfaat. Dan juga suatu do'a yang dipanjatkan, apabila do'a tersebut terhindar dari penghalang-penghalang terkabulnya do'a itu, maka ia merupakan sebab yang sangat bermanfaat dalam menolak hal-hal yang tidak disenangi dan tercapainya hal-hal yang diinginkan. Yang demikian itu termasuk salah satu obat yang sangat bermanfaat, khususnya yang dilakukan secara berkali-kali. Dan do'a pun berfungsi sebagai penangkal bala' (musibah), mencegah dan menyembuhkannya, menghalangi turunnya, atau meringankannya jika ternyata sudah sempat turun.7 الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِـمَّا نَزَلَ وَمِـمَّا لَـمْ يَنْزِلْ، فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللهِ بِالدُّعَاءِ "Do'a itu bermanfaat terhadap apa yang sudah menimpa atau yang belum menimpa. Oleh karena itu, wahai sekalian hamba Allah, hendaklah kalian berdo'a."8 لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ "Tidak ada yang dapat mencegah qadha (takdir) kecuali do'a dan tidak ada yang dapat memberi tambahan pada umur kecuali kebajikan."9 Tetapi di sini terdapat suatu hal yang harus dimengerti dengan cermat, yaitu bahwa ayat-ayat, dzikir-dzikir, do'a-do'a dan beberapa ta'awwudz (permohonan perlindungan kepada Allah) yang dipergunakan untuk mengobati atau untuk ruqyah pada hakikatnya pada semua ayat, dzikir-dzikir, do'a-do'a dan ta'awudz itu sendiri memberi manfaat yang besar dan juga dapat menyembuhkan. Namun ia memerlukan penerimaan (dari orang yang sakit) dan kekuatan orang yang mengobati dan pengaruhnya. Jika suatu penyembuhan itu gagal, maka yang demikian itu disebabkan oleh lemahnya pengaruh pelaku, atau karena tidak adanya penerimaan oleh pihak yang diobati, atau adanya rintangan yang kuat di dalamnya yang menghalangi reaksi obat. Pengobatan dengan ruqyah ini dapat dicapai dengan adanya dua aspek, yaitu dari pihak pasien (orang yang sakit) dan dari pihak orang yang mengobati. Yang berasal dari pihak pasien adalah berupa kekuatan dirinya dan kesungguhan bergantung kepada Allah, serta keyakinannya yang pasti bahwa, al-Qur'an itu memang penyembuh sekaligus rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan ta'awwudz yang benar yang sesuai antara hati dan lisan, maka yang demikian itu merupakan suatu bentuk perlawanan. Dan seseorang yang melakukan perlawanan itu tidak akan memperoleh kemenangan dari musuh kecuali dengan dua hal, yaitu: Pertama, senjata yang dipergunakan, keadaannya harus benar, bagus dan kedua tangan yang menggunakannya pun harus kuat. Jika salah satu dari keduanya hilang, maka senjata itu tidak banyak berarti, apalagi jika kedua hal di atas tidak ada, yaitu, hatinya kosong dari tauhid, tawakal, takwa, tawajjuh (menghadap, bergantung sepenuhnya kepada Allah) dan tidak memiliki senjata. Kedua, dari pihak yang mengobati dengan al-Qur'an dan as-Sunnah, juga harus memenuhi kedua hal di atas.10 Oleh karena itu, Ibnu at-Tin rahimahullabu Ta 'ala berkata: "Ruqyah dengan menggunakan beberapa kalimat ta'awwudz dan juga yang lainnya dari nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Jika dilakukan oleh lisan orang-orang yang baik, maka dengan izin Allah Ta'ala akan terwujud kesembuhan tersebut."11 Para ulama telah sepakat untuk membolehkan ruqyah dengan tiga syarat, yaitu: 1. Ruqyah itu dengan menggunakan firman Allah Ta'ala atau asma dan sifat-Nya atau sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم. 2. Ruqyah itu boleh diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang difahami maknanya. 3. Harus diyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang memberikan pengaruh, tetapi yang memberi pengaruh itu adalah kekuasaan Allah عزّوجلّ,11 sedangkan ruqyah hanya merupakan salah satu sebab saja.13 Catatan kaki; 1. Ruqyah jama'nya adalah ruqaa yaitu bacaan-bacaan untuk pengobatan yang syar'i (yaitu berdasarkan pada riwayat yang shahih, atau sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama.Ed) 2. Lihat al-Jawaabul Kaafi liman Saala ‘Anid Dawaaisy Syaafi (Jawaban yang memadai bagi orang yang bertanya tentang obat penyembuh yang mujarab), karya Ibnu Qayyim (hal. 20) 3. Lihat Zaadul Ma'aad, (karya Ibnul Qayyim) (IV/6, IV/352) 4. Lihat Zaadul Ma'aad (IV/352) 5. Op. cit./lihat sumber sebelumnya (IV/352, IV/6) 6. Lihat Zaadul Ma'aad (IV/178) dan al-Jawabul Kaafi (hal. 21) 7. Lihat al-Jawabul Kaafi (hal. 22-25) 8. At-Tirmidzi, al-Hakim, Ahmad dan dihasankan oleh al-Albani. Lihat juga kitab Shahih al-Jami' no. 3409 9. Al-Hakim dan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani, lihat Silsilatul Ahaditsish Shahihah (I/76, No. 154) 10. Lihat Zaadul Ma'aad (IV/67-68) dan al-Jawabul Kaafi (hal. 21) 11. Fathul Baari (X/196) 12. Lihat Fathu al-Baari (X/195), juga Fatawa al-Allamah Ibnu Baaz (11/384) 13. Dinukil dari 'Al-'llaaj bir Ruqa minal Kitab was Sunnah hal 72-83 ATIKEL TERKAIT; PENGOBATAN TERHADAP SIHIR |