Serial 3 Alam Jin Setan dan Iblis
Written By Rachmat.M.Flimban on 07 April 2024 | 4/07/2024 04:54:00 AM
Sumber: https://muslim.or.id/12730-serial-3-alam-jin-setan-dan-iblis-bukan-malaikat.html
Copyright © 2024 muslim.or.id
SERIAL 2 ALAM JIN
Written By Rachmat.M.Flimban on 31 Maret 2024 | 3/31/2024 05:20:00 AM
Pengingkaran Terhadap Keberadaan Jin
Pengingkaran Terhadap Keberadaan Jin
Muslim.Or.Id kembali melanjutkan pembahasan alam jin. Sebagian orang ada yang
mengingkari keberadaan jin dengan berbagai alasan yang mengada-ngada.
Bahkan sebagian orang musyrik menyatakan bahwa yang dimaksud jin adalah
arwah-arwah bintang. Demikian yang disebutkan dalam Majmu’ Al Fatawa, 24:280.
Disalin dari sumber: Mslim.Or.Id
Sedangkan golongan falasifah (ahli filsafat) berpendapat bahwa jin hanyalah
keinginan jelek di hati manusia,
sedangkan malaikat adalah keinginan baik. Demikian disebutkan dalam Majmu’ Al Fatawa, 4: 346.
Ada pula peneliti kontemporer yang menganggap bahwa jin hanyalah mikroba yang sudah ditemukan dalam
penelitian mutakhir. Dan juga ada pendapat dari Dr. Muhammad Al Bahi yang menyatakan bahwa jin itu sama
dengan malaikat, keduanya dianggap berada dalam satu alam.
Tidak Tahu Tidak Bisa Menjadi Dalil Akan Tidak Adanya Sesuatu
Para pengingkar jin ini asalnya beralasan dengan ketidaktahuan mereka akan wujud jin. Padahal tidak adanya ilmu tidak bisa menjadi dalil akan tidak adanya sesuatu. Allah Ta’ala katakan terhadap orang-orang semacam ini,
بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ
“Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna” (QS. Yunus: 39).
Begitu pula manusia sebenarnya hanya diberikan ilmu yang sedikit. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.” (QS. Al Isra’: 85). Jadi tidak seenak kita menentukan sesuatu itu ada atau tidak dan bagaimana gambarannya terkhusus untuk masalah alam ghaib yang kita tidak tahu.
Dalil yang Menunjukkan Adanya Jin
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Tidak ada satu pun yang mengingkari keberadaan jin dari kaum muslimin. Tidak ada yang mengingkari pula bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus pada kalangan jin. Dan mayoritas orang kafir pun menetapkan adanya jin. Adapun orang Yahudi dan Nashrani, mereka mengakui adanya jin sebagaimana kaum muslimin. Jika ada dari kalangan ahli kitab tersebut yang mengingkari keberadaan jin, maka sama halnya dengan sebagian kaum muslimin seperti Jahmiyah dan Mu’tazilah. Akan tetapi mayoritas kaum muslimin mengakui adanya jin.
Pengakuan seperti ini dikarenakan keberadaan jin itu secara mutawatir dari berita yang datang dari para nabi. Bahkan keyakinan terhadap jin sudah ma’lum bidh dhoruroh yaitu tidak mungkin seseorang tidak mengetahui perkara tersebut[1].” (Majmu’ Al Fatawa, 19: 10).
Di tempat lain, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Seluruh kelompok kaum muslimin mengakui keberadaan jin sebagaimana pula mayoritas kaum kafir dan sebagian besar ahli kitab, begitu pula kebanyakan orang musyrik Arab dan selain mereka dari keturunan Al Hadzil, Al Hind dan selain mereka yang merupakan keturunan Haam, begitu pula mayoritas penduduk Kan’an dan Yunan yang merupakan keturunan Yafits. Jadi mayoritas manusia mengakui adanya jin.” (Majmu’ Al Fatawa, 19: 13).
Beberapa dalil pendukung dari Al Qur’an,
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan.” (QS. Al Jin: 1).
Begitu pula dalam ayat dalam surat yang sama,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al Jin: 6).
Juga dalam ayat dalam surat lainnya,
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآَنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS. Al Ahqaf: 29).
Dan masih banyak dalil lainnya dalam Al Qur’an yang menyebutkan keberadaan jin. Di samping itu banyak pula yang menyaksikan dan mendengar keberadaan jin. Namun yang menyaksikan tidak tahu kalau itu jin. Mereka mengklaim itu adalah arwah atau makhluk ghaib. Sebagai bukti pula bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berbicara dengan kalangan jin, mengajari mereka, dan membacakan Al Qur’an untuk mereka.
Adapun yang menyatakan bahwa jin itu satu alam dengan malaikat, maka itu keliru. Karena alam kedua golongan tersebut berbeda. Malaikat tidak makan dan tidak minum, serta tidak durhaka pada perintah Allah dan hanya melakukan yang diperintahkan. Sedangkan jin itu ada yang pendusta, jin pun makan dan minum, dan durhaka pada perintah Allah.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
—
@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 5 Jumadal Ula 1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
[1] Al ma’lum minad diin bid dhoruroh bisa berarti:
1- Mujma’ ‘alaih (sesuatu yang disepakati), contoh wajibnya shalat lima waktu
2- Laa yasa’u ahadan jahluhu, tidak mungkin seseorang tidak mengetahui perkara tersebut
3-Ushul wa qowa’id al islam, pokok dan landasan agama seperti rukun Islam yang lima
(Penjelasan Syaikh ‘Ali bin ‘Abdul ‘Aziz Asy Syibl dalam kajian Al Qowa’idul Arba’)
Tags: ALAM JININGKAR JINJIN
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
Suber
Artikel Muslim.or
Copyright © 2024 muslim.or.id
BISA BACA QUR'AN HANYA TIGA HARI
Written By Rachmat.M.Flimban on 16 Januari 2024 | 1/16/2024 10:51:00 PM
Kisah Nabi Yahya a.s. Sosok yang Pintar
Written By Rachmat.M.Flimban on 15 Januari 2024 | 1/15/2024 11:34:00 PM
Sosok yang Pintar Hingga Membuat Para Binatang Hormat
freepik.com & pngtree.com Kisah Nabi Yahya a.s.
Kisah Nabi Yahya a.s. banyak mengandung pesan dan teladan yang baik untuk kita. Kegiatan yang dilakukan oleh Nabi Yahya a.s. semata-mata untuk beribadah kepada Allah Swt.
Nabi Yahya a.s. merupakan anak dari Nabi Zakaria a.s.. Nabi Yahya a.s. dapat dikatakan sebagai anak yang ditunggu-tunggu oleh orang tuanya. Ya, hal ini dikarenakan Nabi Zakaria a.s. yang tidak pernah putus berdoa untuk meminta seorang anak untuk melanjutkan kegiatan dakwahnya.
Nabi Yahya a.s. merupakan anak dari Nabi Zakaria a.s.. Nabi Yahya a.s. dapat dikatakan sebagai anak yang ditunggu-tunggu oleh orang tuanya. Ya, hal ini dikarenakan Nabi Zakaria a.s. yang tidak pernah putus berdoa untuk meminta seorang anak untuk melanjutkan kegiatan dakwahnya.
Kenabian Nabi Yahya a.s. bahkan sudah dituliskan di Al-Qur'an. Hal ini berbarengan saat Malaikat Jibril membawa kabar gembira untuk Nabi Zakaria a.s. bahwa utusan Allah Swt tersebut akan dikaruniai seorang anak laki-laki yang saleh. Bagaimana kisah Nabi Yahya a.s. selengkapnya?
Berikut ini riwayat lengkap Nabi Yahya a.s. dari kelahirannya hingga wafatnya.
Baca juga: Kisah Nabi Zakaria a.s. yang Sabar Berdoa untuk Mendapatkan Keturunan
Kisah Nabi Yahya a.s.: Kelahiran Sang Utusan Allah Swt
Nabi Yahya a.s. dapat dikatakan sebagai anak yang ditunggu-tunggu. Nabi Zakaria a.s., sang ayah, amat menginginkan buah hati. Beliau meminta kepada Allah Swt tanpa letih walaupun ia tahu bahwa memiliki anak sepertinya adalah hal yang mustahil karena istrinya yang mandul.
Nabi Yahya a.s. dapat dikatakan sebagai anak yang ditunggu-tunggu.
Nabi Zakaria a.s., sang ayah, amat menginginkan buah hati.
Beliau meminta kepada Allah Swt tanpa letih walaupun ia tahu bahwa memiliki anak sepertinya adalah hal yang mustahil karena istrinya yang mandul.
Namun, Nabi Zakaria a.s. teguh hati untuk terus berdoa kepada Allah Swt karena semua hal dapat terjadi jika Allah Swt sudah berkehendak.
Kegigihannya berdoa yang membuahkan hasil ini pun diabadikan di dalam Al-Qur'an, yakni dalam Surat Maryam ayat 7-11. Di mana Malaikat Jibril diutus oleh Allah Swt untuk membawa kabar gembira kepada Nabi Zakaria a.s.
bahwa akan hadir seorang anak laki-laki bernama "Yahya".
Ya, nama "Yahya" diberikan langsung oleh Allah Swt. Nama "Yahya" sendiri memiliki makna "Menghidupkan" atau "Yang Hidup".
Bahkan, kenabiannya juga sudah tertulis di dalam Al-Qur'an Surat Al-Imran ayat 39. "Lalu, Malaikat (Jibril) memanggilnya ketika dia berdiri melaksanakan salat di mihrab,“
Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah,90) (menjadi) panutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi di antara orang-orang saleh"."
Saat mendapat kabar gembira tersebut, Nabi Zakaria a.s. sampai-sampai tidak langsung percaya begitu saja hingga beliau meminta pertanda dari Allah Swt. Hingga akhirnya sang istri hamil, Nabi Zakaria a.s. senang bukan main dan tidak berhenti memuji Allah Swt yang telah memberikannya seorang anak untuk melanjutkan misi dakwahnya.
Diriwayatkan, momen kelahiran Nabi Yahya a.s. berdekatan dengan kelahiran Nabi Isa a.s. Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Saw, Riwayat Lengkap dari Lahir hingga Wafat Kisah Nabi Yahya a.s.: Gemar Belajar dan Taat akan Perintah Allah Swt
quoted from the source; MediaIndonesia