ADAB dan
PEMBAGIANNYA
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali
Adab Kepada Rasulullah (2 dan 3)
Demikian itulah adab kaum khas dalam berinteraksi dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, tidak menentang perintahnya, tidak juga mengangkat suara, tidak mengganggu anggota badan untuk bershalawat kepada beliau, serta tidak menjauhkan ucapan beliau dari keyakinan. Dan hendaklah, beliau menjadi sumber untuk mengenal Allah dan mengetahui hukum-hukum-Nya. Dalam upaya mengenal Allah ini keyakinan kepada beliau harus diutamakan daripada akal yang bimbang dan bertolak belakang. Dan dalam hal hukum, keyakinan kepada beliau pun harus menjadi sandaran bagi tradisi dan pendapat orang lain. Sedangkan al-Qur’an dan as-Sunnah kita baca dalam rangka bertabarruk dan bukan untuk memahami pokok-pokok dan cabang-cabang agama. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka kami akan lawan dan kami akan berusaha untuk menghentikannya dan mencabut akar-akarnya.
Di antara adab yang lain dalam berhubungan dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah tidak mendahului beliau dengan memberikan suatu perintah, larangan, izin atau tindakan sehingga beliau yang menyuruh, melarang, atau memberikan izin, sebagaimana yang difirmankan Allah عزّوجلّ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ...
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya... " (QS.Al-Hujuraat/49: 1)
Hal tersebut akan terus berlangsung sampai hari kiamat kelak dan tidak akan pernah dihapuskan. Dengan demikian, mendahului Sunnah beliau sepeninggal beliau adalah sama dengan yang dilakukan pada masa hidup beliau. Dan hal itu jelas tidak ada perbedaan bagi orang yang berakal sehat.
Adab sopan santun lainnya dalam berinteraksi dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah tidak mengangkat suara di atas suara beliau, karena hal itu yang menjadi sebab tidak berartinya suatu amal perbuatan. Lalu apalagi dengan pengangkatan pendapat dan pemikiran di atas Sunnah dan apa yang beliau bawa? Apakah Anda berpendapat bahwa hal itu akan menjadi sebab diterimanya amal perbuatan, sementara pengangkatan suara di atas suara beliau saja menjadi penyebab terhapusnya amal?
Adab Kepada Rasulullah (3)
Adab sopan santun dalam berinteraksi dengan beliau adalah tidak memanggil beliau dengan panggilan orang lain.
Hal yang juga termasuk adab sopan santun dengan beliau adalah jika sedang berada dalam suatu urusan jama'ah, misalnya khutbah, jihad, atau perang, maka tidak ada yang boleh berangkat memenuhi kepentingannya sendiri sehingga dia meminta izin kepada beliau, sebagaimana yang difirmankan Allah عزّوجلّ:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ...
"Sesungguhnya yang sebenar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada benama-sama Rasulullah dalam suatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasul) sebelum meminta izin kepadanya..." (QS. An-Nuur/24: 62).
Jika dalam hal yang berkenaan dengan suatu kepentingan tertentu yang sangat mendesak seperti itu, mereka tidak diberikan keleluasaan kecuali atas izin beliau, maka bagaimana jika menyangkut kepentingan agama, baik yang pokok maupun yang cabang, yang yang kecil maupun yang besar Apakah akan diperbolehkan menunaikannya tanpa seizin beliau?
... فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
"... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nahl/16: 43)
Selain itu, adab lainnya dalam berinteraksi dengan beliau صلى الله عليه وسلم adalah tidak meragukan ucapan beliau, tidak juga menentang nashnya dengan qiyas, tetapi qiyas yang seharusnya gugur karenanya. Tidak juga menyimpangkan ucapan beliau dari hakikatnya hanya karena imajinasi yang oleh pengikutnya disebut sebagai logika. Benar hal itu merupakan suatu yang majhul dan jauh dari kebenaran. Dan penerimaan terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak bergantung pada persetujuan seseorang, karena hal itu justru merupakan salah satu bentuk tidak sopan dalam bermu'amalah dengan beliau صلى الله عليه وسلم, dan bahkan hal itu dianggap sebagai bentuk sikap kurang ajar.
ADAB dan
PEMBAGIANNYA
Oleh : Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali
Disalin dari Kitab Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 3,
Terbitan Pustaka Imam Syafi'i Jakarta, hal 1-9,
Dikutib dari e-Book ibnumajjah.com
Selanjutnya Adab Kepada Sesama Makhluk
author; Rachmat. Flimban
Duta Asri Palem3
Posting Komentar