Written By Rachmat.M.Flimban on 16 Maret 2017 | 3/16/2017 03:47:00 PM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Adab-adab Imam
dalam Sholat Berjama'ah
Oleh; Ustadz Armen Halim
Naro رحمه الله
Muqoddimah
Seorang muslim
yang baik, berusaha untuk menyempurnakan setiap amalnya. Karena hal itu
sebagai bukti keimanannya. Maka shalat harus menjadi perhatian utamanya.
Dapat dibayangkan, bagaimana ketika imam bertakbir, terlihat para
makmun bertakbir sambil mengangkat tangannya secara serempak; ketika
imam mengucapkan amin terdengar keserasian dalam mengikutinya.
Tidak salah, jika ada yang mengatakan, bahwa persatuan dan kesatuan
umat terlihat dari lurus dan rapat suatu shaf, sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
لَتُسَوُّنَّ صُفُوْفَكُْم أَوْ لَيُخَالِفُنَّ الله ُبَيْنَ
وُجُوْهِكُمْ
"Hendaklah kalian luruskan shaf kalian, atau Allah akan memecah belah
persatuan kalian"1
Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian:
Pertama, adad-adab imam.
Kedua, adab-adab makmum.
Tidak diragukan lagi, bahwa tugas imam merupakan tugas keagamaan yang
mulia, yang telah diemban sendiri oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم;
begitu juga dengan Khulafaur Rasyidin setelah beliau صلى الله عليه وسلم.
Banyak hadits yang menerangkan tentang fadhilah imam. Diantaranya
sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم, “Tiga golongan di atas unggukan
misik pada hari kiamat,” kemudian beliau menyebutkan, diantara mereka,
(ialah) seseorang yang menjadi imam untuk satu kaum sedangkan mereka
(kaum tersebut) suka kepadanya. Pada hadits yang lain disebutkan, bahwa
dia memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang shalat di
belakangnya.2
Akan tetapi -dalam hal ini- manusia berada di dua ujung pertentangan.
Pertama: Menjauhnya para penuntut ilmu dari tugas yang mulia ini,
tatkala tidak ada penghalang yang menghalanginya menjadi imam.
Kedua: Sangat disayangkan “masjid pada masa sekarang ini telah sepi
dari para imam yang bersih, berilmu dari kalangan penuntut ilmu dan
pemiliknya –kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah-.
Bahkan kebanyakan yang mengambil posisi ini dari golongan orang-orang
awam dan orang-orang yang bodoh. Semisal, dalam hal membaca Al-Fatihah
saja tidak tepat, apalagi menjawab sebuah pertanyaan si penanya tentang
sebuah hukum atau akhlak yang dirasa perlu untuk agama ataupun dunianya.
Mereka tidaklah maju ke depan, kecuali dalam rangka mencari penghasilan
dari jalannya dan dari pintunya. Secara tidak langsung, -para imam
seperti ini- menjauhkan orang-orang yang semestinya layak menempati
posisi yang penting ini. Hingga, -sebagaimana yang terjadi di sebagian
daerah kaum muslimin- sering kita temui, seorang imam masjid tidak
memenuhi kriteria kelayakan dari syarat-syarat menjadi imam. Oleh
karenanya, tidaklah aneh, kita melihat ada diantara mereka yang mencukur
jenggot, memanjangkan kumis, menjulurkan pakaiannya (sampai ke lantai)
dengan sombong, atau memakai emas, merokok, mendengarkan musik, atau
bermu’amalah dengan riba, menipu dalam bermua`amalah, memberi saham
dalam hal yang haram, atau istrinya bertabarruj, atau membiarkan
anak-anaknya tidak shalat, bahkan kadang-kadang sampai kepada perkara
yang lebih parah dari apa yang telah kita sebutkan di atas”.3
Di bawah ini, akan dijelaskankan tentang siapa yang berhak menjadi
imam, dan beberapa adab berkaitan dengannya, sebagaimana point-point
berikut ini.
Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Adab-adab Imam dalam Sholat Berjama'ah Silahkan baca artikel dari HOSE AL ISLAM Tentang
adab
,
etika
,
index
Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://baytal-islam.blogspot.com/2017/03/adab-adab-imam-dalam-sholat-berjamaah.html
Posting Komentar