بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Hukum Berdoa Dalam Hati
By Ahmad Anshori - Mar 11, 2017
Assalamua’laikum ustadz,
Afwan mau bertanya, apakah boleh berdoa
di dalam hati, baik dengan mengangkat tangan ataupun tidak?
di dalam hati, baik dengan mengangkat tangan ataupun tidak?
Dari Aris, di Bandung.
Jawaban :
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillah was sholaatu wassalaam ‘ala Rasulillah, wa ba’du.
Pada asalnya pembicaraan hati tidak termasuk amalan yang tercatat sebagai dosa maupun pahala bagi pelakunya, selama tidak diucapkan atau dilakukan. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
bersabda,
إن الله تجاوز عن أمتي ما حدثت به نفسها ما
لم تتكلم به أو تعمل به
لم تتكلم به أو تعمل به
Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang
terlintas dalam batin umatku selama belum diucapkan atau belum dilakukan. (Muttafaq ‘Alaihi).
terlintas dalam batin umatku selama belum diucapkan atau belum dilakukan. (Muttafaq ‘Alaihi).
Para ulama menyatakan ,
“Dalam membaca Alquran seorang harus
menggerakkan lidah dan kedua bibirnya. Tanpa melakukan itu maka tidak teranggap sebagai bacaan, namun terhitung sebagai tadabbur atau tafakkur. Oleh karenanya
seorang yg sedang junub tidak dilarang membaca Alquran dalam hatinya atau orang yang sedang buang hajat tdk dilarang utk berdzikir dalam hati.”
menggerakkan lidah dan kedua bibirnya. Tanpa melakukan itu maka tidak teranggap sebagai bacaan, namun terhitung sebagai tadabbur atau tafakkur. Oleh karenanya
seorang yg sedang junub tidak dilarang membaca Alquran dalam hatinya atau orang yang sedang buang hajat tdk dilarang utk berdzikir dalam hati.”
Khusus untuk doa dalam hati; tanpa
pengucapan di lisan, kami tidak menemukan dalil terkait hal itu. Akantetapi terdapat dalil yang menerangkan bahwa berdzikir dalam hati adalah amalan
berpahala. Dan tidak berlebihan apabila hal ini diqiyaskan dengan doa.
pengucapan di lisan, kami tidak menemukan dalil terkait hal itu. Akantetapi terdapat dalil yang menerangkan bahwa berdzikir dalam hati adalah amalan
berpahala. Dan tidak berlebihan apabila hal ini diqiyaskan dengan doa.
Dalam sebuah hadis Qudsi Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
قال الله تعالى: أنا ظن عبدي بي، وأنا معه
إذا ذكرني، فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير
منهم.
إذا ذكرني، فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير
منهم.
“Allah ta’ala berfirman, ” Aku adalah
sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku kepada-Ku, Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingat-Ku, maka apabila dia mengingat aku dalam hatinya, Akupun
mengingatnya dalam hati, dan bila dia mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai, bahkan lebih baik dari pada
pengingatannya.(HR. Bukhori dan Muslimm).
sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku kepada-Ku, Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingat-Ku, maka apabila dia mengingat aku dalam hatinya, Akupun
mengingatnya dalam hati, dan bila dia mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai, bahkan lebih baik dari pada
pengingatannya.(HR. Bukhori dan Muslimm).
Ada pernyataan para ulama yang
menerangkan pentingnya amalan hati dalam berdoa, dan bahwasanya ucapan lisan hanya sebagai pengikut saja.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– menerangkan,
menerangkan pentingnya amalan hati dalam berdoa, dan bahwasanya ucapan lisan hanya sebagai pengikut saja.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– menerangkan,
فإن أصل الدعاء من القلب، واللسان تابع
للقلب، ومن جعل همته في الدعاء تقويم لسانه أضعف توجه قلبه، ولهذا يدعو المضطر
بقلبه دعاء يفتح عليه لا يحضره قبل ذلك.
للقلب، ومن جعل همته في الدعاء تقويم لسانه أضعف توجه قلبه، ولهذا يدعو المضطر
بقلبه دعاء يفتح عليه لا يحضره قبل ذلك.
Asalnya doa itu muncul dari hati. Adapun
ucapan lisan adalah sebagai pengikut hati. Siapa yang menjadikan konsentrasinya saat berdoa pada pembenahan lisan saja, maka akan melemah munajat hatinya. Oleh
karena itu seorang yang berada dalam kondisi genting, berdoa dengan hatinya. Sebuah doa yang membuka pintu kesulitan yang ia alami, yang sebelumnya tidak
pernah terbetik dalam benaknya. (Majmu’ Al Fatawa 2/287).
ucapan lisan adalah sebagai pengikut hati. Siapa yang menjadikan konsentrasinya saat berdoa pada pembenahan lisan saja, maka akan melemah munajat hatinya. Oleh
karena itu seorang yang berada dalam kondisi genting, berdoa dengan hatinya. Sebuah doa yang membuka pintu kesulitan yang ia alami, yang sebelumnya tidak
pernah terbetik dalam benaknya. (Majmu’ Al Fatawa 2/287).
(Rujukan: Fatawa Syabakah Islamiyah no.
117527)
117527)
Oleh karenanya, setelah kita mengetahui
bahwa berdoa dalam hati tercatat sebagai pahala, artinya hukumnya boleh karena diqiyaskan dengan dzikir, maka dianjurkan juga untuk mengangkat tangan ketika
berdoa, sebaimana ketika memanjatkan doa dengan lisan kita.
bahwa berdoa dalam hati tercatat sebagai pahala, artinya hukumnya boleh karena diqiyaskan dengan dzikir, maka dianjurkan juga untuk mengangkat tangan ketika
berdoa, sebaimana ketika memanjatkan doa dengan lisan kita.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
bersabda,
إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي
إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
“Sesungguhnya Allah itu sangat pemalu dan
Maha Pemurah. Ia malu jika seorang mengangkat kedua tangannya berdoa kepada-Nya, lalu mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa.” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi. Dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ 2070).
Maha Pemurah. Ia malu jika seorang mengangkat kedua tangannya berdoa kepada-Nya, lalu mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa.” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi. Dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ 2070).
Pembahasan terkait mengangkat tangan
ketika berdoa, bisa anda pelajari selengkapnya di sini : Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa
ketika berdoa, bisa anda pelajari selengkapnya di sini : Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa
Berdoa Dengan Hati dan Lisan Lebih Afdol
Meski berdoa dengan hati kita katakan
boleh, namun beroa dengan hati disertai pengucapan lisan itu lebih afdol. Karena dalam hal itu terdapat kolusi antara hati dan lisan.
boleh, namun beroa dengan hati disertai pengucapan lisan itu lebih afdol. Karena dalam hal itu terdapat kolusi antara hati dan lisan.
Kemudian, doa yang demikianlah yang
dilakukan oleh para Nabi, Rasul dan para wali Allah, sebagaimana yang terdapat dalam Alquran. Diantaranya doa Nabi Ibrahim alaihissalam,
dilakukan oleh para Nabi, Rasul dan para wali Allah, sebagaimana yang terdapat dalam Alquran. Diantaranya doa Nabi Ibrahim alaihissalam,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Dan (ngatlah ketika Ibrahim berkata: “Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah diriku beserta anak keturunanku dari menyembah berhala-berhala. (QS. Ibrahim 355).
Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah diriku beserta anak keturunanku dari menyembah berhala-berhala. (QS. Ibrahim 355).
Juga doa Nabi Nuh alaihissalam, Allah
berfirman,
berfirman,
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ
فَانْتَصِرْ
فَانْتَصِرْ
Maka dia mengadu kepada Tuhannya:
“bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”. (QS. Al Qomar : 10).
“bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”. (QS. Al Qomar : 10).
Doa Nabi Zakariya alaihissalam,
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
Ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan
suara yang lembut. (QS. Maryam : 3).
suara yang lembut. (QS. Maryam : 3).
Doa Ibunda Maryam alaihassalam,
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ
مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
Maryam berkata: “Sesungguhnya aku
berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (QS. Maryam : 18).
berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (QS. Maryam : 18).
Para ulama bahasa arab menjelaskan
definisi “perkataan” (al Qoul),
definisi “perkataan” (al Qoul),
اللفظ الدال على معنى
Perkataan adalah lafadh yang menunjukkan
suatu makna.
suatu makna.
Sebagian yang lain menambahkan,
أو التلفظ قليلاً كان أو كثيراً
Pelafalan baik itu sedikit maupun banyak.
Sementara lafadh adalah pengucapan pada
lisan.
lisan.
Wallahua’lam bis showab.
Dijawab oleh: Ustadz Ahmad Anshori Lc
Dikutip dari: Artikel, Konsultasisyariah.com
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar