بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Apakah Kita Termasuk Orang Yang Mentadaburi Al-Qur`an? (1) Sudah baca Alquran? Sudah mentadaburinya? Ingatlah, "Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad: 24). Oleh Sa'id Abu Ukkasyah 17 April 2017 |
Apa itu Tadabur? Huruf dasar terjemahan bahasa untuk tujuan: akhir dari sesuatu . Sedang tadabbur (تدبر) menunjukkan kepada makna peduli kesudahan dari suatu perkara, dan memikirkan akibatnya. Dan kata tadabbur digunakan untuk setiap bentuk merenungkan sesuatu, bagian-bagiannya, perkara yang mendahuluinya, perkara yang mengikutinya, atau akibat suatu perkara. Oleh karena itu Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah mendefinisikan tadabbur sebagai berikut ini. التأمل في الألفاظ للوصول إلى معانيها "Merenungkan lafal-lafal untuk sampai ke kandungan-kandungan maknanya" Kata tadabbur berasal dari wazan At-Tafa'ul (التفعل) yang berfungsi untuk makna membebani perbuatan dan meraih sesuatu setelah mengerahkan usaha yang sungguh-sungguh. Dengan demikian, orang yang bertadabur adalah orang yang memperhatikan suatu perkara secara berulang-ulang atau dari berbagai sisi. [1] Pada asalnya mentadaburi Al-Qur`an itu setelah paham maknanya, karena tidak mungkin seseorang dituntut untuk mentadaburi ucapan yang ia tidak pahami maknanya, dengan demikian mentadaburi Al-Qur`an itu pada asalnya setelah seseorang paham maknanya, atau dengan kata lain, ia paham Tafsirnya, baru bisa merenungi berbagai pelajaran yang bisa diambil darinya. Perintah Tadabur dalam Al-Qur'an al-Karim Didalam Al-Qur`an Al-Karim ada perintah untuk bertadabur di empat ayat yang agung. - Dua ayat diturunkan dengan kaum munafiqin, yaitu Firman Allah Ta'ala: أفلا يتدبرون القرآن ولو كان من عند غير الله لوجدوا فيه اختلافا كثيرا " Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur'an? Kalau kiranya Al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya " (QS An-Nisa`: 82). أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها " Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad: 24). - Dua ayat diturunkan dengan kaum kafirin, yaitu: أفلم يدبروا القول أم جاءهم ما لم يأت آباءهم الأولين " Maka apakah mereka tidak merenungkan perkataan (Kami), atau apakah sudah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang ke nenek moyang mereka yang asli?" (QS. Al-Mu'minun: 68). كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولو الألباب " Ini adalah sebuah Kitab Yang Kami turunkan penuh dengan berkah mereka merenungkan ayat-ayatnya dan dapatkanlah pelajaran orang-orang yang memiliki fikiran (yang baik) " (QS. Shad: 29), kendati ayat yang terakhir ini bisa mengandung kemungkinan Kaum mukminin yang diperintahkan untuk mentadaburi Al-Qur`an, yaitu saat ayat ini dibaca dengan jenis qira`ah yang menggunakan kata ganti orang kedua. لتدبروا آياته [2] "Agar kalian merenungi ayat-ayatnya" Maksud kalian here Adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Dan pengikutnya. [3] Namun yang perlu diperhatikan turunnya ayat-ayat di atas, tidak berhubungan dengan non-mukminin, bukan berarti kaum mukminin tidak tertuntut untuk mentadaburi Al-Qur`an, bahkan mereka lebih tertuntut untuk mentadaburi Al-Qur`an, karena merekalah Orang-orang yang mau mengambil manfaat dari Al-Qur`an dengan mentadaburinya. Seperti penjelasan sebelumnya di atas, ayat-ayat di ayat-ayat di atas dan terkait dengan non mukminin, dan tentu menjelaskan siapa saja yang termasuk ke orang-orang yang diperintahkan untuk mentadaburi Al-Qur`an. [Bersambung] Redaksional [1] . Diringkas dan sisasis dari Mafhumut Tafsir wat Ta`wil wal Istinbath wal Mufassir, DR. Musa'id bin Sulaiman Ath-Thayyar, hal. 185 dan Ushulun cocok dengan Tafsir, Syaikh Al-Utsaimin, hal. 23. [2] . Ini adalah qiro`ah Abu Ja'far Al-Madani, dan dinisbatkan kepada 'Ashim [Lihat: Tafsir Ath-Thabari, dinukil dari Mafhumut Tafsir wat Ta`wil wal Istinbath wal Mufassir, DR. Musa'id bin Sulaiman Ath-Thayyar, hal. 186]. [3] . Tafsir Ath-Thabari dinukil dari Mafhumut Tafsir wat Ta`wil wal Istinbath wal Mufassir, DR. Musa'id bin Sulaiman Ath-Thayyar, hal. 186. Sumber Artikel: Muslim.or.id |
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar