Istighfar dan Tauba
Isi eBook: 1. Keutamaan Istighfar dari Buku Kumpulan Do'a & Dzikir Dalam al-Qur'an dan Sunnah Karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, hal 26-30.
2. Istighfar dan Taubat dari Buku Hishnul Muslim Karya Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani
3. Syarah Istighfar dan Taubat dari Buku Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, hal 598-605.
4. Istighfar Para Nabi dari Buku Fikih Do'a dan Dzikir Jilid 2 Karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, hal 410-416
5. Ya Allah...Ampunilah Aku dari Majalah Al-Furqon oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa
Keutamaan Istighfa
Karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Badr
Allah عزّوجلّ berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً.
“Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan padamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh/71: 10-12)
Allah عزّوجلّ berfirman:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras untukmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.’” (QS. Hud/11: 52)
Allah عزّوجلّ berfirman:
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubatlah kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian) Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepada-mu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (QS. Hud/11: 3)
Allah عزّوجلّ berfirman:
وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Allah tidak akan mengadzab mereka sementara kamu berada di tengah mereka. Dan tidak pula Allah akan menyiksa mereka sementara mereka beristighfar.” (QS. Al-Anfal/8: 33)
Sabda Rasulullah;
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً
‘Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun pada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam setiap harinya.’” (HR. Al- Bukhari, no. 6307)
Dari al-Aghar al-Muzani رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Sesungguhnya aku terkena sifat luput di hatiku. Dan sesungguhnya aku beristighfar pada Allah sebanyak 100 kali dalam setiap hari.” (HR. Muslim, no. 2702)
“Luput” di sini maksudnya keadaan lupa yang meliputinya dan yang tidak seorang pun selamat darinya.
Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما ia berkata:
كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ مَرَّةٍ: رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
“Sesungguhnya kami hitung dalam satu majelis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم membacanya seratus kali: ‘Wahai Rabb-ku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Pemberi taubat dan Maha Penyayang.’” (HR. Abu Dawud, no. 1516 dan at-Tirmidzi, no. 3434)
Istighfar Dan Taubat 1-6
2. Istighfar dan Taubat dari Buku Hishnul Muslim
Karya Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً
“Demi Allah! Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”1
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari.”2
مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، غَفَرَ اللهُ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ
“Barangsiapa yang membaca: ‘Aku minta ampun kepada Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.’ Maka Allah mengampuninya. Sekalipun dia pernah lari dari perang.”3
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الرَّبُّ مِنَ الْعَبْدِ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ اْلآخِرِ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُوْنَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللهَ فِيْ تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ
“Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan hamba-Nya adalah di tengah malam yang terakhir. Apabila kamu mampu tergolong orang yang dzikir kepada Allah pada saat itu, lakukanlah.”4
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Seorang hamba berada dalam keadaan yang paling dekat dengan Tuhannya adalah di saat sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa.”5
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Sesungguhnya hatiku lupa (tidak ingat kepada Allah) padahal sesungguhnya aku minta ampun kepada-Nya dalam sehari seratus kali.”6
1. HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/101
2. HR. Muslim 4/2076
3. HR. Abu Dawud 2/85, At-Tirmidzi 5/569, Al-Hakim, dan menurut pendapatnya hadits di atas adalah shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/511, Al-Albani menyatakan hadits tersebut adalah shahih. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/182, Jami’ul Ushul li ahaditsir Rasul 4/389-390 dengan tahqiq Al-Arnauth.
4. HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i 1/279 dan Al-Hakim, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/183, Jami’ul Ushul dengan tahqiq Al-Arnauth 4/144
5. HR. Muslim 1/350
6. HR. Muslim 4/2075, Ibnul Atsir berkata: “Maksud Nabi صلى الله عليه وسلم lupa”, karena beliau senantiasa memperbanyak dzikir, selalu mendekatkan diri kepadaNya dan waspada. Jadi, apabila sebagian waktu yang lewat tidak melakukan dzikir, maka beliau menganggapnya dosa. Kemudian beliau cepat-cepat membaca istighfar. Lihat Jami’ul Ushul 4/386.
Di Nukil dari e-Book Ibnumajjah.wordpress.com
Posting Komentar