Waktu dan Tempat Dianjurkannya Istighfar 2. Setelah Mengerjakan Ketaatan |
Waktu dan Tempat Dianjurkannya Istighfar Ya ALLAH Ampunilah AKU Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman حفظه الله Sumber Majalah Al-Furqon No.104 Ed.12 Th.ke-9_ 1431 H / 2010 M Dinukil dari e-Book Ibnu Majjah
Perkara ini adalah kebalikan dari yang pertama, yakni istighfar setelah mengerjakan ketaatan. Karena tidaklah seorang hamba mengerjakan perbuatan baik melainkan semata-mata atas karunia Alloh Azza wa Jalla. Dan dia tidak mengetahui apakah amalannya akan diterima Alloh Subhanahu wa Ta’ala ataukah tidak. Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: "Orang-orang yang mempunyai kemauan dan pandangan, sangat perhatian untuk istighfar setelah mengerjakan ketaatan. Andaikan tidak karena perintah dan perkara dari Alloh Azza wa Jalla, tentulah mereka tidak akan mampu untuk mengerjakan peribadahan ini."1 Hal ini telah ditunjukkan oleh contoh-contoh yang sangat banyak, di antaranya; Alloh Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya setelah selesai menunaikan ibadah haji untuk istighfar. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ "Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolahnya orang-orang banyak (Arofah) dan mohonlah ampun kepada Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Baqoroh [2]: 199) 3. Pada Setiap Dzikir Harian Dzikir-dzikir dalam sholat sangat banyak berisi permohonan ampun kepada Alloh Azza wa Jalla di anta-ranya adalah doa istiftah, doa ruku', sujud, duduk diantara dua sujud dan lainnya. Seorang hamba akan senantiasa terhiasi dengan istighfar di dalam sholatnya, mulai dari takbirotul ihrom sampai selesai salam. Demikian pula dzikir pagi dan sore terkandung di dalamnya permohonan ampun. Bahkan ada doa yang disebut Sayyidul Istighfar (penghulunya istighfar). Luqman al-Hakim pernah berkata kepada anaknya: "Wahai anakku, biasakan lisanmu untuk mengucapkan: Allohummaghfirli (Ya Alloh, ampunilah aku) Karena sesungguhnya Alloh mempunyai waktu-waktu yang mustajab tidak tertolak bagi yang memintanya."2 4. Di Akhir Malam Alloh Azza wa Jalla berfirman; وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ "Dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imron [3]: 17) 5. Ketika Tejadi Gerhana Rosululloh shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ "Apabila kalian melihat sedikit dari hal itu -gerhana bulan atau matahari-, maka bersegeralah berdzikir kepada Alloh, doa kepada-Nya serta mintalah ampunan kepadaNya.3 6. Ketika Sholat Malam Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rosululloh shallallahu ‘alahi wa sallam apabila bangun di waktu malam untuk sholat tahajjud beliau berdoa: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْـمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْـمُؤَخِّرُ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ "Ya Alloh, ampunilah aku terhadap dosa yang telah lain dan yang akan datang, yang aku lakukan sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan, Engkau yang terdahulu dan Engkau yang terakhir. Tidak ada sesembah an yang hak kecuali Engkau.4 7. Saat Terjadi Kejadian Genting Para ulama berdalil dengan firman Alloh Azza wa Jalla yang berbunyi: إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا. وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا "Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Alloh wahyukan kepadamu. Dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat. Dan mohonlah ampun kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. an-Nisa [4]: 105-106) Selayaknya bagi seorang insan apabila sedang terjadi kasus atau permasalahan genting, mengeluarkan fatwa, atau hukum yang membutuhkan pemecahan maka hendaklah untuk memperbanyak istighfar.5 Karena Alloh Azza wa Jalla mengatakan "supaya kamu mengadili," kemudian Alloh Azza wa Jalla mengiringi dengan kalimat "Dan mohonlah ampun kepada Alloh." Pendalilan semacam ini tidak terlalu jauh, karena dosa-dosa itu penghalang untuk melihat kebenaran. Alloh Azza wa Jalla berfirman; كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ "Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. al-Muthoffifin [83]: 14)6 Catatan kaki; 1. Madarijus Salikin 1/241, Ibnul Qoyyim. Tahqiq: Amir Ali Yasin. 2. Jami'ul Ulum wal Hikam 2/410, Ibnu Rojab.3. HR. Bukhori: 1010, Muslim: 904. 4. HR. Bukhori: 1069, Muslim:771. 5. I'lam al-Muwaqqien 4/172, Ibnul Qoyyim. 6. As-Syarah al-Mumti' 1/23, Ibnu Utsaimin. Menukil dari eBook Istighfar dan Taubat, Ibnu Majjah |
Waktu dan Tempat Istighfar 2-7
Written By Rachmat.M.Flimban on 08 Oktober 2017 | 10/08/2017 05:34:00 PM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Waktu dan Tempat Dianjurkannya Istighfar 2. Setelah Mengerjakan Ketaatan |
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar