Syaikhul Islam LAITS bin SA’AD
Penulis: Ustadz Abu Minhal, Lc حفظه الله
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Amma ba’du..
Kata syaikhul Islam bermakna orang-orang yang mengikuti Kitabullah dan Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم. Mereka ini terdepan dalam menguasai hukum-hukum dalam al-Qur‘an, versi-versi qira’ah-nya, sebab-sebab turunnya ayat, nasikh dan mansukh, mengamalkan ayat-ayat muhkamat dan mengimani ayat-ayat mutasyabihat. Mereka sosok-sosok yang telah memiliki kematangan dalam Bahasa Arab yang memudahkan mereka memahami ilmu-ilmu yang telah disebutkan. Mereka mengetahui ilmu-ilmu hadits dalam aspek isnad, mengamalkan apa yang harus diamalkan, meyakini kebenaran apa yang harus diyakini. Mereka mampu mengambil istimbath hukum dalam masalah ushul dan furu’ melalui al-Qur‘an dan Hadits, menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah عزّوجلّ, berkomitmen dengan apa yang diajarkan Allah dari dua sumber itu. Mereka orang-orang yang tawadhu di hadapan Allah Dzat Yang Maha Agung, takut terhadap ketergelinciran lisan. Mereka tidak mengklaim ‘ishmah (bebas dari kesalahan dan dosa). Mereka tidak bangga dengan penghormatan. Mereka tahu benar bahwa apa yang ilmu yang mereka dapatkan masih sedikit.
Banyak ulama yang disematkan gelar ini oleh ulama-ulama setelahnya, Imam Laits bin Sa’ad bin Abdur Rahman Abul Harits al-Fahmi al Mishri رحمه الله, maula Khalid bin Tsabit bin Zhahin termasuk salah seorang yang dikenal dengan gelar syaikhul Islam. Tokoh agama terkemuka pada masanya itu, hidup pada masa generasi ketiga umat Islam, Atba Tabi’iin. Terlahir di Qarqasyand, sebuah pedesaan sejauh 4 farsakh dari Mesir pada tahun 94 H.
Imam Ahmad bin Hambal رحمه الله mengatakan, “Laits adalah seorang tsiqah lagi tsabt”. Juga berkata, “Laits bin Sa’ad memiliki ilmu yang banyak dan hadits yang shahih”.
Yahya bin Bukair رحمه الله, salah seorang murid Laits bin Sa’ad mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih sempurna dari Laits bin Sa’ad. Ia seorang ahli fiqih, lisannya fasih, menguasai al-Qur’an, Nahwu dan menghafal syair-syair, hadits dan baik dalam mengulang-ulang ilmu”. Yahya bin Bukair masih menghitung sisi keunggulan gurunya dengan jari-jarinya hingga mencapai sepuluh aspek. Akhirnya, ia berkata, “Aku belum pernah melihat orang seperti dia”.
Imam adz-Dzhahabi رحمه الله menyimpulkan pujian bagi beliau dengan berkata, “(Laits bin Sa’ad) seorang imam panutan, al-Hafizh (ahli hadits), Syaikul Islam, orang alim terkemuka dari Mesir.
Silahkan lebih lanjut menyimak eBook ini, dengan mengenal para ulama shalafus shaleh semoga keimanan kita makin kokoh dan bertambah, hingga tiba ajal menjemput, amin…
Posting Komentar