Home » , » Hadits Dhaif Keutamaan Dzikir di Bulan Ramadhan

Hadits Dhaif Keutamaan Dzikir di Bulan Ramadhan

Written By Rachmat.M.Flimban on 14 Januari 2017 | 1/14/2017 12:30:00 AM

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Hadits Dhaif Keutamaan Dzikir di Bulan Ramadhan

Hadits Palsu dan Lemah Tentang

Keutamaan Berdzikir Dibulan Ramadhan

Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه الله


 

TEKS HADITS

ذَاكِرُ اللهِ فِي رَمَضَانَ مَغْفُوْرٌ لَهُ، وَسَائِلُ اللهِ فِيْهِ لاَ يَـخِيْبُ

Orang yang berdzikir kepada Allah di bulan Ramadhan diampuni dosanya dan orang yang meminta kepada Allah عزّوجلّ pada bulan tersebut tidak akan rugi.

Hadits ini di keluarkan oleh ath-Thabrani dalam Mu'jmu al-Ausath 6/195 no. 6170; Al-Ashbahani dalam at-Targhib (1/182, halaman Manuskrip) sebagaimana disampaikan Syaikh al-Albani); al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman 3/311 dan Fadhail Ramadhan, no. 3355; Ibnu Lal dalam Haditsnya 1/115-2/114 (halaman Manuskrip) sebagaimana disampaikan Syaikh al-Albani) dan Ibnu Adi dalam al-Kamil Fi Dhu'afa'ar-Rijal 4/291

KEADAAN SANAD HADITS

Semuanya jalan periwayatan hadits ini kembali kepada Abdurrahman bin Qais adh-Dhabby dari Hilal bin Abdirrahman dari Ali bin Zaid dari Sa'id bin al-Musayyib dari Umar bin al-Khathab رضي الله عنه secara marfu'.

Imam ath-Thabrani رحمه الله dalam al-Mu'jam al-Ausath berkata 6/195, "Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Sa'id bin al-Musayyib kecuali Ali bin Zaid dan tidak juga dari Ali kecuali Hilal bin Abdirrahman. Abdurahman bin Qais menyendiri dalam meriwayatkannya.

Dalam sanad hadits ini ada dua sebab kelemahan;

Pertama, kelemahan Abdurrahman bin Qais adh-Dhabby al-Bashri. Dia dikenal dengan Abu Mu'awiyah az-Za'farani. Dia berasal dari kota Wasith lalu tinggal di Baghdad sebentar, kemudian menetap di Naisabiir.

Di antara para Ulama yang menghukumi Abdurrahman bin Qais ini sebagai perawi lemah adalah:

Abu Zur'ah ar-Razi رحمه الله yang memvonisnya sebagai pendusta (lihat Tadzhib at-Tahdzib, 6/46).

Ahmad bin Hambal رحمه الله yang menyatakan: Laisa bi sy-Syai' dan laisa haditsuhu bi syai' (dia lemah sekali) dan beliau رحمه الله pernah juga menyatakan, "Haditsnya lemah dan dia seorang matrilkul hadits (perawi yang sangat lemah sekali). (lihat at-Tarikh al-Kabir 5/338 dan al-Kamil fi Dhu'afa'ar-Rijal 4/291).

Muhammad bin Ismail al-Bukhari رحمه الله, beliau berkata, "Dzahaba haditsuhu (haditsnya sangat lemah sekali). (lihat Tahdzib al-Kamal 17/364 dan Tadzhib at-Tahdzib 6/46).

Muslim bin al-Hajaj an-Naisaburi رحمه الله, beliau berkata, "Dzahib al-hadits (perawi yang sangat lemah sekali) (lihat ad-Dhu'afa wal Matrukin karya an-Nasa'i, hlm. 68)

An-Nasa'i رحمه الله, beliau berkata, "Matruk (perawi yang ditinggal haditsnya karena sangat lemah sekali). (lihat Tadzib at-Tahdzib, 6/46)

Shalih bin Muhammad al-Baghdadi رحمه الله, beliau berkata, "Dia pernah memalsukan hadits. (lihat Tahdzib al-Kamal, 17/366).

Ibnu Adi رحمه الله dalam al-Kamil fi Dhu'afa’ar-Rijal 4/291) berkata, "Mayoritas yang diriwayatkannya adalah mungkar tidak ada asalnya dan tidak diikuti para tsiqah"

Ibnu Hajar رحمه الله, beliau berkata,. "Matruk (lihat at-Taqrib, hlm. 349)

Syaikh al-Albani رحمه الله, beliau berkata, "Matruk (lihat Silsilah Ahddits Dha'ifah, no. 3621).

Kedua, kelemahan guru Abdurrahman bin Qais yaitu Hilal bin Abdirrahman al-Bashri al-Hanafi.

Syaikh al-Albani رحمه الله berkata, "Dan gurunya yaitu Hilal bin Abdurrahman -al-Hanafi- tidak jauh darinya. Al-'Uqaili mengatakan saat menjelaskan biografi Hilal, "Mungkarul hadits (perawi sangat lemah sekali). Kemudian al-'Uqaili membawakan tiga haditsnya dan berkata, " Semua ini mungkar tidak ada asalnya dan tidak ada yang menguatkannya. Dengan sebab Hilal ini saja al-Haitsami رحمه الله dalam Majma' az-Zawa’id, 3/143 menyebutkan cacat hadits tersebut. Al-Mundziri dalam at-Targhib 2/73 menyandarkannva kepada al-Baihaqi dan al-Ashbahani dan mengisyaratkan pelemahannya. (Silsilah al-Ahddits Dha'ifah, no 3621)

Demikianlah al-Haitsami dalam Majma' Zawa'id 1/124 berkata tentang Hilal pada hadits yang lain: Diriwayatkan oleh al-Bazar dan ada padanya Hilal bin Abdirrahman al-Hanafi dan dia matruk.

KESIMPULAN

Hadits ini di hukumi Syaikh al-Albani رحمه الله sebagai hadits palsu dalam Silsilah al-Ahddits ad-Dha'ifah, no. 3621 dan beliau hukumi sebagai hadits yang lemah dalam Dha'if at-Targhib wa at-Tarhib, 1/150. Bila melihat kepada keadaan Abdurrahman bin Qais dan gurunya dapat disimpulkan haditsnya lemah sekali.

Wallahu a'lam.[]


Hadits Palsu dan LemahTentang Keutamaan Berdzikir Dibulan Ramadhan

Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه الله

Disalin dari Majalah as-Sunnah Ed. 02-03 Th. XIX_1436H/2015M dan Sub Judul dari Kami

Disalin dari ; e-Book ibnumajjah.com


author; Rachmat. Flimban

Duta Asri Palem3


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Hadits Dhaif Keutamaan Dzikir di Bulan Ramadhan Silahkan baca artikel dari HOSE AL ISLAM Tentang , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://baytal-islam.blogspot.com/2017/01/hadits-dhaif-keutamaan-dzikir-di-bulan.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. HOSE AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger