Home » , » Hadits Mengharap Perbaikan Agama dan Dunia

Hadits Mengharap Perbaikan Agama dan Dunia

Written By Rachmat.M.Flimban on 14 Januari 2017 | 1/14/2017 03:47:00 AM

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Mengharap Perbaikan

AGAMA & DUNIA

Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr حفظه الله


Mengharap Perbaikan Agama dan Dunia

TEKS HADITS

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata: "Dahulu Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berdo'a, 'Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang menjadi penjaga urusanku, perbaikilah duniaku untukku yang menjadi kehidupanku, dan perbaikilah untukku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku, serta jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan untukku dalam semua kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai istirahatku dari semua keburukan'."

TAKHRIJ HADITS

Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim saja. Imam Muslim meriwayatkannya dalam kitab shahihnya, dan tidak meriwayatkannya dari selain jalur periwayatan ini dan tidak mengulang-ulanginya.

Imam an-Nasa'i meriwayatkan awal hadits ini sebelum kitab al-Jum'at di dalam Sunannya. Beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Sawad bin 'Amru, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, ia berkata, telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah dari Musa bin 'Uqbah dari ‘Atha bin Abi Marwan dari bapaknya, ia berkata:

أَنَّ كَعْبًا حَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ الَّذِي فَلَقَ الْبَحْرَ لِمُوسَى إِنَّا لَنَجِدُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ دَاوُدَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ قَالَ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي جَعَلْتَهُ لِي عِصْمَةً وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي جَعَلْتَ فِيهَا مَعَاشِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَأَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ نِقْمَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ قَالَ وَحَدَّثَنِي كَعْبٌ أَنَّ صُهَيْبًا حَدَّثَهُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُهُنَّ عِنْدَ انْصِرَافِهِ مِنْ صَلَاتِهِ

"Sesungguhnya Ka'ab bersumpah dengan nama Allah yang membelah lautan untuk Musa, sungguh kami mendapatkan dalam at-Taurat bahwa dahulu, bila Nabi Dawud selesai dari shalatnya, ia membaca: 'Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang Engkau jadikan sebagai penjaga urusanku, perbaikilah duniaku untukku yang Engkau jadikan kehidupanku di sana. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan berlindung dengan ampunan-Mu dari balasan siksa-Mu, dan berlindung dengan-Mu dari-Mu. Tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada pemberi terhadap apa yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat kemuliaan itu bagi pemiliknya dan (siksa)-Mu'."

Beliau berkata dan Ka'ab menceritakan kepadaku bahwa Shuhaib menceritakan kepadanya, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم juga mengucapkannya ketika selesai dari shalatnya.

Abu Nu'aim dalam al-Hilyah pada biografi Ka'ab al-Ahbar meriwayatkan semisalnya.

Syarah Hadits 1

SYARAH HADITS

1. Hadits ini berisi lima kalimat permintaan (thalabiyah). Kalimat pertama, berisi permohonan hamba kepada Rabbnya untuk memperbaiki agamanya yang menjadi penjaga urusannya. Kalimat kedua, berisi permintaan seorang hamba kepada Rabbnya untuk memperbaiki dunianya. Ketiga, berisi permohonan hamba kepada Rabbnya untuk memperbaiki akhiratnya. Keempat, berisi pemohonan hamba agar kehidupannya dijadikan penuh barakah dan diisi dengan amalan-amalan shalih, dan kelima, berisi permohonan hamba kepada Rabbnya untuk mengistirahatkannya ketika kematian dari semua keburukan, agar semua yang didapatkan menjadi kebaikan untuknya.

Kalimat pertama bersifat menyeluruh dan mencakup semua kandungan empat kalimat berikutnya, karena siapa saja yang mendapatkan taufiq untuk keshalihan (kebaikan) dalam agama, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, dan kehidupannya pun penuh barakah, sehingga ia pun akan terpuji, sebagaimana firman Allah:

وَمَن يَعْتَصِم بِاللّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Barang siapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Ali 'lmran/3:101).

Disebutkan empat kelimat sesudahnya dengan kalimat pertama yang menyeluruh ini, karena posisinya adalah doa dan merendahkan diri kepada Allah عزّوجلّ. Allah mencintai hamba-Nya yang berdoa dan merengek dalam memohon kepada-Nya.

Ibnul-Qayyim رحمه الله dalam kitab Jala' al-Afham fish-Shalat was-Salam 'ala Khairil-Anam, ketika berbicara tentang tata cara shalawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم, ia menyatakan, kalimat permintaan (thalabiyah), apabila ada pada doa dan permintaan, maka perincian dan memanjangkannya lebih tepat daripada meringankan dan menghapusnya. Oleh karena itu, disyariaatkan untuk mengulang-ulanginya, menampakkan dan mengulangnya, karena ia sebagai doa, dan Allah mencintai orang yang merengek dalam berdoa.

Karenanya, Anda akan menemukan banyak doa Nabi صلى الله عليه وسلم berisi lafazh yang terperinci, dan semua makna disebutkan dengan lafazh lain yang gamblang tanpa merasa cukup dengan lafazh lain yang menunjukkannya. Hal ini menjadi bukti perihal tersebut, seperti sabda beliau صلى الله عليه وسلم dalam hadits Ali رضي الله عنه yang diriwayatkan Muslim dalam Shahihnya yang berbunyi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Ya Allah, ampunilah untukku semua yang telah aku kerjakan dan yang belum, yang aku sembunyikan dan aku perbuat terang-terangan dan semua yang Engkau lebih mengetahuinya dariku. Engkaulah al-Muqaddim dan Engkaulah al-Mu'akhir , serta Engkaulah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sudah dimaklumi, seandainya disampaikan dengan lafazh:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي كُلَّ مَا صَنَعْتُ

Ya Allah, ampunilah semua yang telah aku perbuat;

hal itu tentulah lebih ringkas. Akan tetapi, menyampaikan lafazh hadits dalam keadaan berdoa, merendahkan diri menampakkan 'ubudiyah dan kebutuhan, serta menampakkan hal-hal seorang hamba telah bertaubat darinya secara terinci lebih baik dan lebih tepat daripada meringkas dan tidak memerincinya. Demikian juga sabda beliau صلى الله عليه وسلم:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang tersembunyi dan yang tampak jelas, dan yang awal dan akhir. (HR. Abu Dawud).

Dan dalam hadits lainnya berbunyi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي وَخَطَئِي وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, kebodohanku, sikap keterlaluanlu dalam urusanku dan semua yang Engkau lebih mengetahuinya dariku. Ya Allah, ampunilah (dosa) yang (disebabkan) karena kesungguhanku, sendagurauku, kesalahanku dan kesengajaanku dan semua itu ada padaku. (HR. Muslim)

Ini sangat banyak terdapat dalam doa-doa Nabi صلى الله عليه وسلم . Karena doa merupakan ibadah kepadalah, dan kita merasa membutuhkanNya serta menghinakan diri di hadapan-Nya, sehingga seorang hamba semakin memperbanyak, memanjangkannya, mengulang dan menampakkannya, serta bermacam kalimat-alimatnya, sehingga semakin tepat dengan penghambaannya, menampakkan kebutuhan dan penghinaan diri kepada Allah. Dengan itu, tenntunya akan lebih mendekatkan kepada rabbnya dan lebih besar pahalanya.

Hal ini berbeda dengan makhluk. Karena bia engkau memperbanyak permohonan dan mengulang-ang kebutuhanmu, maka akan menyusahkan, memberatkan dan dianggap remeh olehnya. Makin tidak pernah meminta kepadanya, maka semakin besar disisinya dan semakin dicintai. Sedangkan Allah, semakin banyak engkau meminta, maka engkau akan semakin dekat kepada-Nya dan semakin dicintai-Nya. Semakin banyak engkau merengek kepada-Nya dalam berdoa, maka Dia semakin mecintaimu, dan yang tidak meminta kepada-Nya maka Dia akan memarahinya.

Allah akan marah bila engkau tidak meminta kepada-Nya

Sedangkan anak Adam, ketika diminta akan marahlah ia

Yang diinginkan akan bertambah dengan bertambahnya permintaan

dan berkurang dengan berkurangnya permohonan.

(Habis penukilan dari Ibnul-Qayyim).

Syarah Hadits 2 dan 3

2. Hadits ini tidak menunjukkan bolehnya berdoa meminta kematian. Namun menunjukkan doa untuk husnul-khatimah (akhir yang baik) dan kebaikan untuk masa depan.

Ash-Shan'ani رحمه الله di dalam Subulus-Salam menyatakan, dalam hadits ini tidak ada hal yang menunjukkan bolehnya berdoa meminta kematian, namun hanya menunjukkan permohonan agar menjadikan kematian sebagaimana yang sudah ditakdirkan dan akan menimpanya, sebagai istirahat dari keburukan dunia dan keburukan kubur, karena keumuman kata (كُلِّ شَرٍّ) yang bermakna dari seluruh keburukan sebelum dan sesudah kematian.

3. Dalam hadits ini ada syahid (dalil penguat) pada istilah yang dikenal dalam ilmu balaghah dengan al-luff wan-nasr al-murattab. Hal itu terjadi dengan penyebutan dunia kemudian akhirat, kemudian disebutkan kehidupan dunia dan setelahnya kematian, yang menjadi awal kehidupan ukhrawiyah, sehingga urutannya pada dua kalimat terakhir sesuai dengan urutan dua kalimat sebelumnya.

Pelajaran dari Hadits

BEBERAPA PELAJARAN DARI HADITS DI ATAS

  1. Disyariatkan untuk berdoa.

  2. Doa seorang hamba kepada Rabbnya untuk perbaikan agamanya.

  3. Doa perbaikan dunia dan akhirat seorang hamba.

  4. Keshalihan (kebaikan) dalam agama menjadi penjaga dan kunci keselamatan seorang hamba.

  5. Seorang hamba hendaklah memperhatikan semua yang menjadi penyebab kebahagian dunia dan akhirat.

  6. Memerinci dan mengulang-ulang dalam berdoa lebih baik daripada pendek dan ringkas.

  7. Adanya ketetapan iman kepada hari Kebangkitan.

  8. Peringatan kepada seorang hamba untuk mencari bekal berupa amal shalih dalam kehidupannya.

  9. Dalam berdoa hendaklah memulai dengan yang paling penting.

  10. Doa untuk mendapatkan husnul-khatimah.

Mengharap Perbaikan Agama & Dunia*

Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr حفظه الله

Naskah diterjemahkan oleh Ustadz Kholid Syamhudi, yang diadaptasi dari syarh Syaikh 'Abdul-Muhsin al-'Abbad terhadap 20 hadits dari Shahih Muslim. Syaikh 'Abdul-Muhsin al-'Abbad adalah seorang ahli hadits, mengajar di Universitas Islam Madinah Munawwarah di Masjid Nabawi. Naskah beliau ini terdapat dalam Kutub wa Rasa'il Syaikh 'Abdul-Muhsin al-'Abbad, 2/565-571, tanpa menyertakan pembahasan tentang para perawi hadits dan karakteristik sanadnya. Adapun judul dari Redaksi. Semoga bermanfaat.

Sumber dari Majalah as-Sunnah Ed. 11 Th. XI_1429H/2008M

Dikutib dari ; e-Book ibnumajjah.com


author; Rachmat. Flimban

Duta Asri Palem3


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Hadits Mengharap Perbaikan Agama dan Dunia Silahkan baca artikel dari HOSE AL ISLAM Tentang , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://baytal-islam.blogspot.com/2017/01/hadits-mengharap-perbaikan-agama-dan.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. HOSE AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger