بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
PENGERTIAN DZIKIR DAN DOA
MACAM-MACAM DO'A
Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani
Adz-dzikr adalah bentuk masdar dari kata dzakara, yakni apa saja yang keluar melalui lisan atau yang teringat di dalam hati.
Maksudnya adalah berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Kata addu’a adalah bentuk masdar dari kata da’a yakni permohonan.
Ada yang berpendapat bahwa makna doa adalah dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti: da’autu fulaanan artinya aku minta tolong kepadanya. Dikatakan: da’autu fulaanan artinya aku meminta bantuannya. Kata doa diistilahkan untuk perbuatan yang berkaitan dengan ibadah maupun tidak.
Ketahuilah bahwa doa adalah berdzikir kepada Allah, bahkan lebih dari itu. Semua hadits yang berkaitan dengan keutamaan dzikir mengisyaratkan kepada makna ini.[]
Dikutip dari Kitab Subulus Salam Jilid 3 oleh Imam Ash-Shan’ani رحمه الله, Penerjemah Ali Nur dkk, Terbitan: Darus Sunnah, hal.980.
PENGERTIAN dan MACAM-MACAM DO'A
PENGERTIAN DO'A
Do'a dari segi bahasa berarti meminta dan memohon. Seperti perkataan: Saya berdo'a kepada Allah, artinya: Saya telah memohon kepada-Nya dengan meminta dan saya mengharapkan sesuatu yang baik yang datang daripada-Nya.
Berdo'a kepada Allah berarti meminta dari-Nya kebaikan dan mengharapkan kebaikan tersebut.
(دَعَا لِفُلَان) dengan menggunakan kata bantu "لِ" (baca: li) berarti: Berdo'a untuk si Fulan: Memohon kebaikan untuknya.
(دَعَا على فُلَان) dengan menggunakan kata bantu "على" (baca: 'ala) berarti: Berdo'a atas si Fulan: Memohon ditimpa kejahatan untuknya.
Jadi do'a berarti permohonan hamba kepada Rabbnya dengan cara memohon dan meminta, bisa pula berarti mensucikan, memuji dan makna yang sejenis dengan keduanya.
Do'a adalah bagian daripada dzikir.
DZIKIR ADA TIGA MACAM
Pertama; mengingat dan menyebut nama Allah, sifat-Nya, dan pengertian yang dikandung oleh keduanya dan memuji, mengesakan Allah dengan nama dan sifat-Nya, serta mensucikan-Nya dari segala yang tidak patut bagi-Nya. Dzikir ini terbagi menjadi dua macam:
- Ungkapan puji-pujian dari orang yang berdzikir kepada Allah عزّوجلّ dengan menyebut nama dan sifat-Nya. Bagian ini disebutkan di beberapa hadits seperti:
- Memberitakan tentang hukum-hukum yang berkenaan dengan nama dan sifat-Nya, seperti perkataan, Allah Yang Maha Agung, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan Dia lebih suka cita dengan tobat hamba-Nya daripada orang yang menemui tunggangannya (kendaraan) yang hilang, dan Dia mendengar suara hamba-hamba-Nya, serta melihat aktifitas mereka, tiada sesuatu pun yang tersembunyi daripada-Nya. Dan Allah lebih menyayangi mereka dari kasih sayang kedua orang tua mereka terhadap mereka.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Kedua; mengingat dan menyebut perintah Allah, larangan-Nya, halal, haram dan segala hukum yang ditetapkan-Nya, dengan bersikap melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, mengharamkan apa yang diharamkan-Nya dan menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya.
Dzikir seperti ini ada dua:
- Mengingat Allah, dengan memberitakan bahwasannya Dia rnemerintahkan perkara ini, melarang perkara ini, la menyu-kai ini, membenci perkara ini, dan ridha dengan masalah ini.
- Mengingat Allah (berdzikir) ketika datang perintah dari-Nya, maka langsung melaksanakan perintah tersebut. Dan ketika ada larangan-Nya segera menjauhinya dan menghindarinya.
Ketiga; Dzikir (mengingat dan menyebut) nikmat Allah. Ini semuanya termasuk dzikir yang paling agung.
Dzikir yang disebutkan di atas berjumlah lima macam, (macam dzikir di atas jika dilihat dari sisi sarana berdzikir) terbagi menjadi tiga tingkatan
- Dzikir dengan menggunakan hati dan lidah. Ini merupakan tingkat dzikir yang paling tinggi.
- Dzikir dengan menggunakan hati saja. Ini merupakan tingkat yang kedua.
- Dzikir dengan menggunakan lisan saja (berdzikir dengan lidah). Dzikir ini menduduki tingkat ketiga.
Jadi pengertian dzikir adalah melepaskan diri dari sifat lalai dan lupa kepada Allah. Yang dimaksud dengan lalai ialah meninggalkan sesuatu dengan usaha manusia itu sendiri. Dan yang dimaksud dengan lupa ialah meninggalkan sesuatu tanpa usaha dari manusia tersebut.
DZIKIR MEMPUNYAI TIGA TINGKATAN1
- Dzikir zhahir yaitu pujian kepada Allah عزّوجلّ. Seperti ucapan:
- Dzikir hati, yaitu dzikir yang menggunakan hati, agar terhindar dari sifat lalai dan lupa yang merupakan penghalang antara Rabb dan hati manusia, keharusan hati untuk menghadirkan Allah menjadikannya seolah-olah melihat Allah عزّوجلّ.
- Dzikir hakiki, yaitu dzikir Allah عزّوجلّ terhadap hamba-Nya:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
"Maha suci Allah, segala puji dan sanjung kepunyaan-Mu, tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Allah Maha Besar)."
Atau dzikir yang mengandung do'a di dalamnya seperti firman-Nya: "Keduanya berkata,
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan mem-beri rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raf/7: 23), dan:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
"Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu."
Atau berdzikir dengan memohon perlindungan Allah seperti ungkapan: Allah berserta saya, Allah melihat saya, Allah menyaksikan saya. Dan semisalnya yang bertujuan membantu kehadiran Allah lebih dapat terasakan, begitu pula untuk kepentingan memelihara hati, menjaga tata krama di hadapan Allah, menghindari kealpaan diri. Juga memohon perlindungan kepada Allah dari setan dan kejahatan manusia. Adapun dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم, menghimpun ketiga unsur tersebut yaitu memuji Allah, berisi do'a dan permohonan, serta menghadirkan-Nya sehingga mencakup perlindungan yang sempurna, kebeningan hati, menghindari kealpaan diri dan berlindung dari godaan setan.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. al-Baqarah/2: 152)
dan sabda baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
"Allah berfirman, "Saya mengikuti keyakinan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku besertanya apabila ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika hamba-Ku mengingat-Ku di sekumpulan orang, maka Aku akan mengingatnya di sekumpulan makhluk yang lebih baik dari itu, jika ia mendekatkan diri kepada-ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa, apabila dia mendekatkan diri kepada-ku dengan berjalan, aku akan mendekati kepadanya dengan berjalan cepat (berlari)." (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Boomark
1.Tingkat pertama merupakan sarana menuju tingkat ke dua, dan tingkat ke dua sarana menuju tingkat ke tiga.
Sumber Ibnumajjah
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar