tazkiyatun-nufus, nasehat, fatwa, fatwa-ulama, kaidah,
10 Kiat Istiqomah (12)
Oleh Sa'id Abu ukkasya
Baca pembahasan sebelumnya 10 Kiat Istiqomah (11)
KIAT KETUJUH:
"Seorang hamba, meski tingkatnya tinggi istiqomahnya, maka dia tidak boleh bersandar ke amalnya"
Kewajiban seorang hamba tidak bersandar kepada amalnya, meski tingkatnya tinggi istiqomahnya, meski demikian tingkat keshalehannya.
Jangan sampai ia tertipu dan silau dengan ibadahnya, shalatnya, puasanya, dzikirnya atau ketaatan lainnya yang ia lakukan.
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan :
والمطلوب من العبد الاستقامة وهي السداد, فإن لم يقدر عليها فالمقاربة, فإن نزل عنها فالتفريط والإضاعة,
"Yang tertuntut dari seorang hamba adalah istiqomah, yaitu sadaad , jika dia tidak mampu maka bersikaplah muqaarabah . Seperti jika melakukan di bawah muqaarabah, berarti terjerumus ke dalam mengurangi batasan (syar'i) dan menelantarkan nya "nya.
Dalam Ash-Shahihain dari hadits A'isyah radhiyallahu 'anha dari Nabi shallallahu' alaihi wa sallam, dia bersabda:
سددوا وقاربوا وأبشروا, فإنه لن يدخل الجنة أحدا عمله, قالوا: ولا أنت يا رسول الله !? قال: ولا أنا; إلا أن يتغمدني الله منه بمغفرة ورحمة
"Bersikaplah kalian sesuai dengan (sunah) dan mendekatilah, juga bergaransi, karena sesungguhnya amal seseorang yang memasukkannya dalam surga". Para sahabat bertanya: "Tidak pula Anda wahai Rasulullah?", Dia menjawab: "Tidak pula saya, hanya saja Allah melimpahkan kepadaku ampunan dan rahmat dari-Nya".
Dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bergeser semua kedudukan-dalam agama islam ini, beliau shallallahu' alaihi wasallam perintah (umatnya) untuk istiqomah, yaitu: lurus dan benar dalam keseluruhan niat, ucapan dan perbuatan.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan dalam hadits Tsauban, yaitu:
استقيموا ولن تحصوا, واعلموا أن خير أعمالكم الصلاة
"Istiqomahlah dan kalian akan akan mampu (untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah), dan ketahuilah sebaik-baiknya amal kalian adalah shalat" (HR Imama Malik dalam Al-Muwaththa` dan Ibnu Majah, dinilai sahih oleh Al- Albani).
Tidak mereka bisa tidak (untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah), sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beralih ke muqaarabah, yaitu: agar mereka yang sesuai dengan istiqomah sesuai dengan kemampuan mereka, seperti orang yang membenarkannya, maka jika tidak tepat mengenai sasaran, target sasaran! (Madarijus Salikin: 2/105).
Selanjutnya, Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan kandungan lain dari hadits A'isyah radhiyallahu 'anha dalam Ash-Shahihain di atas, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan :
فأخبرهم أن الاستقامة والمقاربة لا تنجي يوم القيامة, فلا يركن أحد إلى عمله, ولا يعجب به, ال إنما نجاته برحمة الله وعفوه وفضله
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengabarkannya istiqomah (sadaad) dan muqaarabah hukum keselamatan (pelakunya) pada hari kiamat kelak, maka janganlah seseorang bersandar ke amalnya (merasa aman) dan janganlah ia tangkap / silau dengan amalannya, dan janganlah dia memandang haknya keselamatan dirinya ditentukan oleh amalnya, akankah hakekatnya keselamatan dirinya adalah karena rahmat Allah, maaf-Nya dan karunia-Nya "(Madarijus Salikin: 2/105).
(Bersambung)
Narasumber: Muslim.or
Artikel Terkait; "10 Kiat Istiqomah (13)"
About Author
Sa'id Abu Ukkasyah
Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta
Posting Komentar