2. Memohon kepada Allah pengampunan dosa. Karena sesungguhnya permintaan terpenting yang diminta seorang hamba kepada Rabbnya adalah ampunan dari dosa-dosanya, keselamatan dari neraka dan masuk surga. (Jami'ul wal Hikam 2/41,404). Seorang hamba berhajat kepada memohon ampunan atas segala dosanya dari Allah, karena seorang hamba melakukan kesalahan di malam dan di siang hari dan Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya, karena pentingnya perkara ini Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ "Hai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah, maka sesungguhnya aku bertobat kepada Allah dalam sehari seratuskali." (HR. Muslim). Dan lafazh An-Nasa'i: يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ فَإِنِّي أَتُوبُ إِلَى اللَّهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ "Hai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan beristighfarlah kepada-Nya maka sesungguhnya aku bertobat dan meminta ampunan kepada Allah setiap hari seratus kali" (HR. An-Nasa'i). Dari Abdullah Ibnu Umar رضي الله عنهما berkata, "Sesungguhnya kami menghitung Rasulullah صلى الله عليه وسلم di satu majlis mengucapkan seratus kali: رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْرَّحِيْمُ "Ya Rabb, ampunilah aku dan terimalah tobat diriku sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh al-Albani). Adapun lafazh Tirmidzi dalam riwayat Ahmad: رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ "Hai Rabb, ampunilah aku dan terimalah tobat atasku sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Pengampun." (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad). Dan telah berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، غَفَرَ اللهُ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ "Barangsiapa yang berdo'a: Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dimana tiada ilah kecuali Dia Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, aku bertobat kepada Allah, maka Allah akan mengampuninya, walaupun dia lari dari peperangan." (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Allah عزّوجلّ berfirman, وَمَن يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً رَّحِيماً "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisaa’/4:110). Dan Allah عزّوجلّ berfirman juga, وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً ثُمَّ اهْتَدَى "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. Thaha/20:82). Dan dari Anas رضي الله عنه telah berkata, aku telah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً "Allah عزّوجلّ berfirman, "Wahai anak Adam, selagi engkau minta dan berharap kepada-Ku maka Aku akan mengampuni bagimu atas segala dosa yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit kemudian meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku beri ampunan bagimu. Wahai anak Adam jika engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi tapi kamu tidak menyekutukan-Ku niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR. at-Tirmidzi, ad-Darimi, dan dihasankan oleh al-Albani). Kata "Istighfar" sering disebutkan bersama kata "Taubah" di dalam satu kalimat, maka kata istighfar pada saat itu berarri suatu ungkapan meminta ampunan dengan lisan dan taubah berarti meninggalkan dosa-dosa dengan hati dan seluruh organ tubuh, dan Allah telah menjanjikan dalam surat Ali Imran ayat 135 dengan suatu ampunan bagi orang yang meminta ampunan dari dosa-dosanya dan tidak terus menerus (berhenti) dari melakukan dosa. Setiap kata Istighfar di dalam al-Qur'an atau hadits bermakna memohon ampunan dosa dan meninggalkan dosa tersebut dengan hati dan seluruh anggota tubuh. Adapun orang yang beristighfar dengan lisan sedangkan hatinya terus berbuat dosa maka hal ini hanya bersifat do'a, jika Allah kehendaki Dia mengabulkan dan jika menghendaki Dia menolaknya, bahkan terkadang terus menerus melakukan dosa dapat menjadi penghalang terkabulnya do'a. (Jami'ul wal Hikam 2/407-411). Dan dari Abdullah Ibnu Amr Ibnu Ash رضي الله عنهما dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, ارْحَمُوا تُرْحَمُوا وَاغْفِرُوا يَغْفِرْ اللَّهُ لَكُمْ وَيْلٌ لِأَقْمَاعِ الْقَوْلِ وَيْلٌ لِلْمُصِرِّينَ الَّذِينَ يُصِرُّونَ عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ "Sayangilah, niscaya kalian akan disayang, dan maafkanlah, niscaya Allah akan mengampuni kalian, celakalah bagi Aqma'il qaulu1 dan celakalah bagi orang yang terus menerus melakukan dosa sedang mereka mengetahui." (HR. Ahmad, Al Bukhari di dalam Adab al-Mufrad dan dishahihkan oleh Al-Albani). Jika seseorang mengatakan saya beristighfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya maka ada dua kemungkinan: Keadaan pertama: Dia mengatakan hal itu tapi hatinya terus berbuat maksiat, maka dia dusta, karena dia mengatakan bertaubat padahal dia tidak meninggalkan dosa dengan hati dan anggota tubuhnya. Keadaan yang kedua: Dia meninggalkan maksiat dengan hatinya dan memohon kepada-Nya tobat nasuha dan berjanji kepada Allah untuk tidak kembali ke dalam maksiat, maka sesungguhnya tekad untuk meninggalkan maksiat wajib atasnya, ucapannya "aku bertobat kepada-Nya" mengabarkan tentang keinginan untuk bertaubat dengan sebenar-benarnya. Catatan Kaki; 1. Jamak dari qima'un yaitu berupa corong yang dipasang di atas suatu bejana untuk mengisi benda cair berupa minuman dan minyak, Rasulullah mengupamakan pendengaran orang-orang yang mendengar suatu ucapan sedangkan mereka tidak memahaminya, tidak menghapalkannya, dan tidak mengamalkannya, dengan sebuah corong yang tidak menampung sesuatu untuk mengisi apabila benda cair, ucapan yang dikatakan atau didengar hanya begitu saja sebagaimana benda cair melewati corong tersebut. Dinukil dari; "eBook Dzikir Pagi dan Petang Versi Full, Karya Ibnumajjah," |
Do'a Memohon Ampunan
Written By Rachmat.M.Flimban on 24 Desember 2017 | 12/24/2017 04:22:00 PM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar