Serial 3 Alam Jin: Setan dan Iblis Bukan Malaikat Daftar Isi Setan dan Namanya Apakah Setan Aslinya dari Jin? Setan banyak dibicarakan dalam Al Qur’an dan ia ter ...
Pengingkaran Terhadap Keberadaan Jin Serial 2 Alam Jin Pengingkaran Terhadap Keberadaan Jin oleh Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. ...
Psstt, ... Ingin bisa baca Qur'an hanya dalam tiga (3) hari? Klik di sini untuk solusinya! ...
Kisah Nabi Yahya a.s.Sosok yang Pintar Hingga Membuat Para Binatang Hormatfreepik.com & pngtree.com Kisah Nabi Yahya a.s. Kisah Nabi Yahya a.s. banyak mengandung pesan dan teladan yang baik u ...
Jumat 17 November 2023, 13:19 WIB Kisah Nabi Yunus a.s. yang Meninggalkan Kaumnya dan Ditelan Paus freepik.com & pngtree.com Kisah Nabi Yunus a.s. Kisah Nabi Yunus a.s. menjadi s ...
Smadav 2023 Rev. 15.1 dirilis ! Smadav 2023 Rev. 15.1 : + Penambahan database 4000 virus baru + Penambahan deteksi beberapa virus USB Flashdisk + Perbaikan fitur Updater Smadav + ...
DOWLOAD:Terjemah Kitab Puasa dari Shahih Muslim 07/04/2021 BY IBNU MAJJAH LEAVE A COMMENTDaftar Isi Klik BukaBab keutamaan bulan RamadanBab wajib berpuasa Ramadhan karena melihat hilal dan ber ...
Ancaman bagi yang Malas Shalat Berjamaah Hadits dari Bulughul Maram kali ini menerangkan tentang ancaman bagi yang malas shalat berjamaah. Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalani Ki ...
Dengan Ayat Kursi dan Do'a dari Jibril ini,
Jin Ifrit pun Terbakar
Ifrit, nama itu terkadang kita dengan sewaktu seseorang mengumpat atau mungkin sedang kesal. Kendati di jaman sekarang ini makin sedikit orang yanjg mendengar itu. Namun yang sebernarnya dimaksud ifrit adalah Jin.
Di Jaman Nabi Sulaiman, Ifrit banyak membantu beliu, namun di jaman Rasulullah dan jaman kita sekarang ini, Jin ini menjandi musuh bebuyutan ang kuat dan sangat menakutkan.
Bahkan bagionda Nabi Muhammad SAW sempat dikejar dengan bara Api ketika beliau Mi'raj ke langit. Hal ini dijelaskan Dalam Alqu'an, Suarat Al-Naml, 39.
Artinya; Aku (Jin Ifrit) sanggup membawanya (Singasana Balkis) kepada baginda (Nabi Sulaiman) sebelum baginda berdiri persidangan ini. Sesungguhnya aku cukup mampu berbuat demikian lagi diperecaya.
Dapat dibayangkan betapa kuatnya Jin ifrit. Ayat ini membuktikan bila jarak jauh bukanlah suatu masalah yang besar bagi bangsa Jin.
Karena ketidak terikatan pada ruang, mereka dengan mudah bepergian ke suatu tempat yang jaraknya sangat jauh dalam waktu yang sekejap, bahkan mereka bisa tinggal pada ruang yang dalam ukuran manusia ukurannya sangat kecil.
Dikisahkan dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, jin ifrit berani mengejar Rasulullah SAW yang dikawal oleh Malaikat Jibril. Namun ia berhasil dihancurkan dengan doa bacaan yang diajarkan okeh Jibril.
Berikut Kisahnya:
Ketika Rasulullah SAW terbang dengan mengendarai Buraq yang didampingi malaikat Jibril... tiba-tiba beliau melihat ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api yang menyala-nyala .
Tiap Nabi menoleh beliau selalu melihat ifrit itu terbang membuntuti untuk mencelakakan Nabi dengan terus-menerus menyemburkan Api dari obor yang dibawa Jin ifrit tersebut.
Kemudian Jibril berkata:
"Tidakkah aku ajarkan kepada kamu (Nabi SAW) beberapa kalimat... jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik pada kepada wajahnya lalu dia akan binasa (hancur lebur)?"
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah SAW:
Doa Ruqyah dari Malaikat Jibril
أَعُوْذُ بِوَجْهِ اللهِ الْكَرِيْمِ
وَبِكَلِمَاتَ اللهِ التّامِّاتِ الَّتِيْ لآيُجَاوِزُهُنَّ بَرُّ وَلاَ فَاجِرٌ وَمِنْ شَرِّ مَاذَرَأَفِي اْلأرْضِ وَشَرِّمَايَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ شَرِّ مَايَنْزِلُ مِنَ السَّمآءِ وَشَرِّمَايَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ فِتَنِ الَّليْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ طَوَارِقِ الَّليلِ وَنْهَارِ إِلاَّ طَارِقٌا يَطْرُقُ يَارَحْمَن
Do'a Ruqyah dari Malaikat Jibril
"Aku berlindung dengan wajah Allah yang Maha Mulia dan dengan Kalimat-Kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada "melampauinya" segala kebaikan maupun keburukan dari kejahatan apa yang masuk dalam dan apa yang keluar darinaaya dan dari kejahatan apa yang turun dari langit dan apa ang naik kepadanya.
Dan dari kejahatan fitnah di malam dan di siang hari dan dari kejahatan jalan-jalan di malam dan di siang hari, kecuali suatu jalan yang dilalui dengan kebaikan, wahai yang Maha Penyayang.
Setelah Nabi Muhammad saw membaca doa tersebut, maka jin ifrit yang membuntuti beliau jatuh tersungkur lalu binasa dan obornya padam. (HR.Bukhari)
Sumber Artikel; Parapencarisyafaat.blogspot.co.id
Tata Cara Ruqyah Yang Benar
Ruqyah bukan pengobatan alternatif.
Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”. [1]
Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة
“Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah”.[2]
Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali.
أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”.[3]
Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.
Atau membaca :
بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا
“Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini”.[4]
Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5]
أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit”[6].
Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.
Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah). Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”.
(Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah).
Demikian sekilas cara ruqyah. Mudah-mudahan bermanfaat. (Red).
Maraji` :
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06//Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
Footnote
[1]. Dinukil dari Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, hlm. 41.
[2]. Hadits hasan, Shahihul Jami’ (2/4498).
[3]. HR Muslim, kitab As Salam (14/189).
[4]. Shahihul Jami’, no. 346.
[5]. Fathul Bari (21/323). Cara ini dikatakan oleh Az Zuhri merupakan cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meniup.
[6]. Al Fathu Ar Rabbani (17/182) dan Mawaridu Azh Zham-an, no. 1415-1416.
[7]. Al Fathu Ar Rabbani (17/183).
[8]. Namlah adalah luka-luka yang menjalar di sisi badan dan anggota tubuh lainnya
Dinukil dari Sumber Artikel: Almanhaj.or.id