Tafsir Surat al-Baqarah ayat 186 Oleh : Imam Ibnu Katsir asy-Syafi'i رحـمه الله Disalin dari Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 hal 351-353 Terbitan Pustaka Imam Syafi'i Jakarta, TEKS AYAT وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. al-Baqarah/2: 186) TAFSIR Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari رضي الله عنه, ia menceritakan, ketika kami bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam suatu peperangan, kami tidak mendaki tanjakan, menaiki bukit, dan menuruni lembah melainkan dengan mengumandangkan takbir. Kemudian beliau mendekati kami dan bersabda, "Wahai sekalian manusia, sayangilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo'a kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdo'a kepada Rabb yang Mahamendengar lagi Mahamelihat. Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepada seorang di antara kalian dari pada leher binatang tunggangannya. Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau aku ajari sebuah kalimat yang termasuk dari perbendaharaan surga? Yaitu, لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله (Tiada daya dan kekuatan melainkan hanya karena pertolohgan' Allah)." Hadits tersebut diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim serta beberapa periwayat lainnya, dari Abu Utsman an-Nahdi. Berkenaan dengan ini penulis katakan, "Hal itu sama seperti firman Allah عزّوجلّ: إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. An-Nahl/16: 128) Juga firman-Nya kepada Musa dan Harun عليهما السلام: إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى "Sesungguhnya Aku beserta kalian berdua, Aku mendengar dan melihat." (QS.'Thaahaa/20: 46). Maksudnya, bahwa Allah عزّوجلّ tidak menolak dan mengabaikan do'a seseorang, tetapi sebaliknya Dia Mahamendengar do'a. Ini merupakan anjuran untuk senantiasa berdo'a, dan Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan do'a hamba-Nya. Imam Malik رحمه الله meriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي "Akan dikabulkan do'a salah seorang di antara kalian selama ia tidak minta dipercepat, yaitu ia mengatakan, Aku sudah berdo'a, tetapi tidak dikabulkan." Hadits ini diriwayatkan di dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Malik, dan hal itu merupakan lafadz dari Imam al-Bukhari rahimahullahu. Dalam Shahih Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ؟ قَالَ: يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ "Tetap dikabulkan doa seorang hamba, selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (silaturrahmi) dan selama tidak minta dipercepat." Ada seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?" Beliau pun menjawab, "(Yaitu) ia berkata, Aku sudah berdoa dan terus berdoa tetapi belum pernah aku melihat doaku dikabulkan. Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdoa lagi." Dalam penyebutan ayat yang menganjurkan untuk senantiasa berdoa, disela-sela hukum puasa tersebut di atas, terdapat bimbingan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa ketika menggenapkan bilangan hari-hari puasa, bahkan setiap kali saat berbuka puasa. Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Sunan at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ "Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: Penguasa yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizhalimi. Allah akan menaikkan doanya tanpa terhalang awan mendung pada hari kiamat dan di-bukakan baginya pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, 'Demi kemuliaan-Ku, Aku pasti menolongmu meskipun beberapa saat lagi. '"1[] Ref, 1. Dhai'f: Lihat kitab Dha'iiful Jaami' (2592)."ed. Terdapat hadits yang shohih tentang terkabulnya doa orang berpuasa: إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَاتُرَدّ “Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak.”, lihat eBook Pedoman Puasa dan Hari Raya.Ibnu Majjah Dinukil dari eBook Islam Ibnu Majjah "Istighfar dan Taubat" |
Allah Maha Dekat dan Mengabulkan Do'a
Written By Rachmat.M.Flimban on 21 Oktober 2017 | 10/21/2017 08:17:00 PM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar