PENJELASAN AYAT1
Perintah Untuk Berdoa
Seorang muslim membutuhkan Allah عزّوجلّ setiap saat. Penghambaan dirinya kepada Allah عزّوجلّ mutlak harus dikerjakan. Berdoa merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh seorang hamba untuk membuktikan kebutuhannya kepada Allah. Dan sebagai bukti ketundukan dirinya kepada Rabbul-’Alamîn (Dzat Yang Maha Menguasai alam semesta).
Melalui ayat di atas, Allah عزّوجلّ memerintahkan para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dan beribadah dengannya.2 Karena doa termasuk ibadah, maka wajib disertai dengan keikhlasan.
Tentang ادْعُوا رَبَّكُمْ , Imam Ibnu Jarîr ath-Thabari رحمه الله menjelaskan: “Wahai manusia, berdoalah kepada Allah saja. Murnikan doa kepada-Nya. Tidak menyeru kepada sesembahan-sesembahan selain-Nya dan berhala-berhala”.3
Allah عزّوجلّ berfirman:
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَ?هَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Dialah Yang hidup kekal, tiada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia; maka berdoalah kepada-Nya dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. (QS. Ghâfir/40:65).
Lebih jelas lagi larangan berdoa kepada selain Allah عزّوجلّ, ditunjukkan pula oleh firman Allah عزّوجلّ:
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka …. (QS. ar-Ra’d/13:14)
Ref,
1. Pembahasan ayat ini banyak mengutip keterangan dari kitab Fiqhul-Ad’iyah wal-Adzkâr, karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur-Razzâq bin ‘Abdul-Muhsin al ‘Abbâd, Volume I dan IV, disertai beberapa tambahan dari sejumlah kitab tafsir.
2. Al-Jâmi’u li Ahkâmil-Qur‘ân, 7/199.
3. Jâmi’ul-Bayân ‘an Ta`wil Ay Al-Qur`ân, 8/261.
Dinukil dari eBook Islam Ibnu Majjah "Istighfar dan Taubat"
Artikel Terkait; " Adab Berdoa, Dengan Suara Lirih dan Perlahan"
Posting Komentar