Diadaptasi dari Fiqhul Ad'iyah wal Adzkar karya Syaikh Abdurrozzaq al-Badr Disalin dari web Muslim.or.id, Di Nukil; dari eBook Ibnu Majjah Nasehat Imam Al-Qurtubi Sungguh indah apa yang dinyatakan oleh Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr Al-Qurthubi rahimahullah, beliau mengatakan, فَعَلَى الْإِنْسَانِ أَنْ يَسْتَعْمِلَ مَا فِي كِتَابِ اللهِ وَصَحِيْحِ السُّنَّةِ مِنَ الدُّعَاءِ وَيَدَعُ مَا سِوَاهُ وَلاَ يَقُوْلُ أَخْتَارُهُ كَذَا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدِ اخْتَارَ لِنَبِيِّهِ وَأَوْلِيَائِهِ وَعَلَّمَهُمْ كَيْفَ يَدْعُوْنَ “Seyogyanya seorang menggunakan do’a-do’a yang tercantum dalam Al Qur'an dan berbagai hadits yang shahih (valid berasal dari nabi-peny) serta meninggalkan berbagai do’a yang tidak bersumber dari keduanya. Janganlah ia mengatakan, “Saya telah memilih do’a Wejangan dan Kritik Perkataan beliau di atas merupakan wejangan sekaligus kritikan. Merupakan wejangan, karena beliau menasihati kita sebagai kaum muslimin untuk menggunakan berbagai do’a yang bertebaran di dalam Al-Quran dan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, karena berbagai do’a yang tercantum di dalam dua sumber tersebut merupakan wahyu yang nihil dari kesalahan. Perkataan beliau juga merupakan kritik bagi kita yang terkadang lebih mengedepankan do’a-do’a buatan yang tidak bersumber dari keduanya. Terkadang, dalam meminta kebaikan kepada-Nya, atau memohon agar dihindarkan dari keburukan, kita lebih memprioritaskan penggunaan do’a yang diperoleh dari guru-guru spiritual, mengesampingkan do’a-do’a yang besumber dari Al Quran dan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Al Qadhi ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Allah menginginkan untuk diminta dan Dia telah memberitahukan (berbagai macam) do’a di dalam kitab-Nya kepada makhluk-Nya. Begitu pula dengan nabi, beliau telah mengajar umatnya berbagai bentuk do’a. Do’a-do’a tersebut mengandung tiga hal, yaitu ilmu tauhid, ilmu bahasa, dan nasihat kepada umat ini. Oleh karena itu, seorang tidak boleh berpaling dari do’a yang diajarkan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Sangat disayangkan saat ini), syaithan telah memperdaya manusia dari kedudukan yang agung ini, dia mendatangkan orang-orang jahat yang merekayasa berbagai do’a buatan untuk mereka, sehingga mereka pun sibuk untuk mengerjakan berbagai do’a tersebut dan tidak mengikuti tuntunan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”3 DO’A NABI, DO’A TERBAIK/Do'a Nabi adalah Do'a Terbaik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pribadi yang paling mengenal Allah, tentulah merupakan pribadi yang paling tahu kebaikan apa yang paling pantas diminta kepada Rabb-nya, demikian pula beliau tentulah mengetahui bentuk keburukan yang paling pantas untuk dihindari. Dengan demikian, seorang muslim tatkala meminta kebaikan kepada Allah dalam do’anya, hendaknya dia meminta sebagaimana permintaan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula tatkala dia memohon perlindungan dari keburukan, hendaklah dia meminta layaknya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah ta’ala. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, وينبغى للخلق أن يدعوا بالأدعية الشرعية التى جاء بها الكتاب والسنة فان ذلك لا ريب فى فضله وحسنه وأنه الصراط المستقيم صراط الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا “Manusia sepatutnya berdo’a dengan berbagai do’a syar’i yang terdapat dalam Al Quran dan sunnah, karena tidak disangsikan lagi akan keutamaan dan kebaikannya. Sesungguhnya itulah jalan yang lurus, jalan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiiqiin, syuhada, dan shalihin, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”4 Beliau juga mengatakan, لَا رَيْبَ أَنَّ الْأَذْكَارَ وَالدَّعَوَاتِ مِنْ أَفْضَلِ الْعِبَادَاتِ وَالْعِبَادَاتُ مَبْنَاهَا عَلَى التَّوْقِيفِ وَالِاتِّبَاعِ لَا عَلَى الْهَوَى وَالِابْتِدَاعِ فَالْأَدْعِيَةُ وَالْأَذْكَارُ النَّبَوِيَّةُ هِيَ أَفْضَلُ مَا يَتَحَرَّاهُ الْمُتَحَرِّي مِنْ الذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ وَسَالِكُهَا عَلَى سَبِيلِ أَمَانٍ وَسَلَامَةٍ وَالْفَوَائِدُ وَالنَّتَائِجُ الَّتِي تَحْصُلُ لَا يُعَبِّرُ عَنْهُ لِسَانٌ وَلَا يُحِيطُ بِهِ إنْسَانٌ وَمَا سِوَاهَا مِنْ الْأَذْكَارِ قَدْ يَكُونُ مُحَرَّمًا وَقَدْ يَكُونُ مَكْرُوهًا وَقَدْ يَكُونُ فِيهِ شِرْكٌ مِمَّا لَا يَهْتَدِي إلَيْهِ أَكْثَرُ النَّاسِ “Tidak diragukan lagi bahwa dzikir dan do’a termasuk ibadah yang utama dan ibadah terbangun di atas pondasi tauqif (terima jadi dari pembuat syari’at-peny) dan ittiba’ (mengikuti aturan syari’at-peny), bukan mengikuti keinginan pribadi dan ibtida’ (membuat-buat sendiri). Dengan demikian berbagai do’a dan dzikir yang dituntunkan oleh nabi merupakan bentuk yang terbaik. Orang yang mengikuti tuntunan nabi dalam berdo’a dan berdzikir berada di atas jalan keamanan dan keselamatan. Berbagai faedah dan buah yang dipetik (oelehnya) tidak dapat diungkapkan oleh lisan dan tidak dapat diketahui oleh manusia. Adapun berbagai dzikir selain yang dituntunkan nabi terkadang berstatus haram, makruh atau bahkan berstatus kesyirikan (yang sangat disayangkan) betapa banyak orang yang tidak memperoleh petunjuk dalam hal ini.”5 Satu pertanyaan penting yang patut dijawab, “Bagaimana bisa seorang muslim meninggalkan berbagai keutamaan dan kebaikan yang telah nyata terdapat dalam do’a-do’a yang tercantum dalam Al Quran dan lebih mengutamakan untuk memanjatkan do’a kepada-Nya dengan berbagai do’a yang dibuat-buat oleh tuan guru, kyai, ustadz, dan semisalnya, padahal belum jelas keutamaan dan kebaikan dari do’a mereka tersebut?!” Catatan Kaki; 1. Pembahasan ini turut mencakup dzikir karena pada dasarnya dzikir termasuk do’a. 2. Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/226. 3. Al Futuhaat Ar Rabbaniyah 1/17. 4. Al Fatawa 1/346. 5. Al Fatawa 22/511. Dinukil dari eBook Islam Ibnu Majjah "Istighfar dan Taubat" Artikel Terkait; "Perhatian Nabi & Sahabat Terhadap Lafadz Do'a" |
Do'a Nabi, Do'a Terbaik
Written By Rachmat.M.Flimban on 20 Oktober 2017 | 10/20/2017 07:29:00 PM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar