Home » , , , » Penghalang Terkabulnya Do'a (1-6)

Penghalang Terkabulnya Do'a (1-6)

Written By Rachmat.M.Flimban on 19 Oktober 2017 | 10/19/2017 11:09:00 AM

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Penghalang-Penghalang Terkabulnya Do'a

Beberapa Penghalang Bagi Terkabulnya Do'a

Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani

BEBERAPA PENGHALANG BAGI TERKABULNYA DO'A

Disalin dari AGAR DOA DIKABULKAN

Berdasarkan al-Qur'an & As-Sunnah, hal 29-36, Darul Haq-Jakarta


Pendahuluan

Do'a dan ta'awudz (mohon perlindungan) ibarat senjata. Kehebatan senjata bergantung kepada pemakainya, bukan hanya dari ketajamannya saja, apabila senjata telah sempurna tidak ada cacatnya, lengan yang menggunakannya kuat, dan penghalang tidak ada, niscaya dapat membinasakan musuh. Apabila kurang salah satu dari tiga perkara ini, maka pengaruhnya tidak akan ada. Demikian pula dengan do'a, apabila isi do'a tidak baik, atau orang yang berdo'a tidak menggabungkan antara hati dan lisannya, atau adanya penghalang bagi terkabulnya do'a, maka do'a tidak akan berhasil.1

Pelajarilah syarat-syarat berdo'a dan hal-hal yang menghalangi terkabulnya do'a, di dalam pembahasan berikut akan dijelaskan beberapa penghalang bagi terkabulnya do'a.

Al-Mani' menurut etimologi berarti penghalang atau pembatas antara dua perkara.

Adapun menurut istilah ialah sesuatu yang apabila ada, menyebabkan tiada hukum, tapi tidak harus, jika sesuatu itu (penghalang) tidak ada, akan adanya hukum yaitu lawan dari syarat.

Beberapa penghalang do'a:


1. Bersenang-senang dengan yang haram, berupa makan, minum dan berpakaian.

Abu Hurairah رضي الله عنه meriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Maha Suci, dan tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah menyuruh orang-orang beriman sebagaimana memerintahkan para rasul dengan firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. al-Mukminun/23:51). Dan firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (QS. al-Baqarah/2:172).

"Rasulullah menceritakan tentang seorang lelaki yang berjalan jauh, dengan rambut kusut berdebu, menengadahkan kedua belah tangannya ke langit sembari berkata, 'Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku!' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, makan dari barang yang haram, maka bagaimana mungkin ia dikabulkan" (HR. Muslim)

Dikatakan sebagaimana Ibnu Rajab رحمه الله menyatakan bahwa pengertian hadits ini: "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima segala amal melainkan amal yang baik lagi bersih dari yang merusakkan ibadah seperti: riya dan bangga; tidak pula dari harta yang tidak baik dan halal; sesungguhnya thayyib (baik) dapat disifati dengannya segala perbuatan, perkataan dan keyakinan dan maksudnya adalah bahwa para rasul dan umatnya diperintahkan untuk memakan makanan yang baik dan menjauhi yang tidak baik dan yang haram."

Di akhir hadits disebutkan bahwa sebab tidak terkabulnya do'a karena bersenang-senang di dalam perkara yang haram seperti makan, minum, dan pakaian dari barang yang haram.

Oleh karena itu, para sahabat rasul dan orang-orang shalih sangat berusaha keras untuk mendapatkan makanan yang halal, dan menjauhi yang haram.

Aisyah رضي الله عنها berkata, "Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه mempunyai pembantu (budak yang muda) yang mencari nafkah untuk dirinya, dan beliau pun (Abu Bakar رضي الله عنه) memakan makanan dari hasil kerja budak muda tersebut. Pada suatu hari budak muda tersebut datang membawa makanan, maka Abu Bakar Shiddiq memakannya, lantas budak muda tersebut berkata, 'Tahukah anda apa yang anda makan ini?' Abu Bakar رضي الله عنه berkata, 'Apa?' Jawabnya, 'Dulu saya pernah menjadi tukang tenung untuk seseorang di zaman Jahiliah, dan saya bukanlah penenung yang baik kecuali hanya tipuan belaka, kemudian ia memberi saya upah dan itulah sebagian dari yang anda makan tadi.' Maka Abu Bakar memasukkan jarinya (ke tenggorokan) dan ia memuntahkan segala yang ada dalam perutnya."

Diriwayatkan pula dalam satu riwayat oleh Abu Nu'aim dalam kitab al-Hilyah dan Imam Ahmad dalam kitab Zuhud. "Dikatakan pula kepada Abu Bakar رضي الله عنه, 'Semoga Allah merahmatimu, Anda lakukan semua ini hanya karena sesuap makanan (yang kuberikan)?' Jawab Abu Bakar, "Seandainya makanan tersebut tidak keluar kecuali bersama dengan nyawaku, pasti akan aku lakukan, sebab saya pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 'Setiap anggota tubuh yang tumbuh dari makanan yang haram, maka neraka lebih baik baginya.' Oleh karena itu, saya takut akan tumbuh dari anggota tubuh saya ini dari sesuap yang haram."

Di dalam hadits yang telah dibicarakan di awal, bahwa lelaki (dalam cerita Rasulullah صلى الله عليه وسلم) bersenang-senang memakan yang haram. Sesungguhnya lelaki itu telah datang dengan empat perkara yang semestinya do'anya dikabulkan:

Pertama, safar (perjalanan) yang jauh.

Kedua, pakaian dan keadaan yang mencerminkan kesederhanaan; Rasul صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,

رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ

"Sering kali orang dengan rambut yang kusut berdebu ditolak di depan pintu (para pembesar dunia), seandainya dia bersumpah dengan nama Allah niscaya akan Allah tepati sumpahnya." (HR. Muslim).

Ketiga, menengadahkan tangan ke langit,

إِنَّ اللهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْن

"Sesungguhnya Allah malu dan Maha Mulia, Allah amat malu terhadap hamba-Nya apabila hamba-Nya mengangkat kedua tangannya mengharap kepada-Nya lantas ditolak dibiarkan kecewa." (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Keempat, merengek (mengulang-ulang permintaan), dengan mengulang nama Allah (wahai Rabb-ku), ini yang merupakan bagian yang terpenting bagi terkabulnya do'a. Namun (di sini) semua itu tidak mempengaruhi bagi terkabulnya do'a. Sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم, "Bagaimana do'anya akan terkabul", ini berbentuk pertanyaan yang tujuannya menggambarkan perasaan heran dan kemustahilan.

Kewajiban seorang hamba yang Muslim untuk bertobat kepada Allah عزّوجلّ dari segala maksiat dan dosa, mengembalikan ketidakadilan kepada yang berhak, sehingga bisa bebas dari penghalang yang amat besar ini yang dapat menghalangi terkabulnya do'a.

 


Ref,

1. Al-Jawabul Kafi, Ibnul Qoyyim hal. 36.


Dinukil dari eBook Islam Ibnu Majjah "Istighfar dan Taubat"

Artikel Terkait; "2. Tergesa-gesa dan meninggalkan do'a."


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Penghalang Terkabulnya Do'a (1-6) Silahkan baca artikel dari HOSE AL ISLAM Tentang , , , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://baytal-islam.blogspot.com/2017/10/penghalang-terkabulnya-doa-1-6.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. HOSE AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger