Written By Rachmat.M.Flimban on 16 Oktober 2017 | 10/16/2017 06:18:00 PM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Manfaat Do'a dan Dzikir
Dikutip dari Buku Dzikir PAGI PETANG dan Sesudah Shalat Fardhu
Karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله
Dzikir senantiasa menyertai hamba sekalipun dia berada di tempat tidur,
Dzikir senantiasa menyertai hamba sekalipun dia berada di tempat tidur, di pasar, saat sehat, saat sakit, saat mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, saat menderita dan mendapat cobaan, bahkan dzikir itu menyertai hamba pada setiap saat.
Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang berdzikir di dunia, cahaya baginya di kuburan, cahaya baginya di tempat kembalinya, me-neranginya saat berlalu di atas ash-Shirath, dan tidak ada yang bisa menyinari kubur dan hati melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah. Allah سبحانه و تعالي berfirman:
"Dan apakah yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-An'aam: 122)
Dzikir merupakan pangkal landasan, jalan manusia secara umum dan kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan untuk melakukan dzikir, berarti telah dibukakan untuk menuju kepada Allah.
Di dalam hati ada suatu celah yang sama sekali tidak bisa disumbat kecuali dengan dzikir. Jika dzikir merupakan semboyan hati dan ia juga mengingatkan jalan yang seharusnya ditempuh, maka inilah dzikir yang disebut dengan dzikir yang dapat menutupi celah, sehingga manusia menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena keturunan, disegani bukan karena kekuasaan. Namun, jika ia lalai berdzikir ke-pada Allah, maka keadaannya menjadi sebaliknya, ia miskin sekalipun hartanya banyak, hina sekalipun memegang kekuasaan dan tidak dipandang sekalipun keluarganya mapan.
Dzikir dapat menghimpun yang bercerai berai dan menceraiberaikan yang terhimpun, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Apa yang bercerai berai dalam hati hamba dapat dihimpun, seperti kehendak dan hasratnya. Siksaan yang paling pedih ialah jika apa yang ada di dalam hatinya itu bercerai berai. Hatinya hidup dan merasakan kenikmatan jika kehendak dan hasrat hatinya berhimpun menjadi satu.
Dzikir menggugah hati dari keadaan yang selalu tidur dan membangunkannya dari keadaan yang selalu mengantuk. Jika hati selalu tidur dan mengantuk, maka ia kehilangan sekian banyak keuntungan, yang berarti akan mengalami kerugian. Jika ia tersadar dan menyadari apa yang lolos dari tangannya selama tidur itu, maka dia akan merasa sangat menyesal, lalu berusaha menghidupkan sisa umurnya dan mencari apa yang lolos dari tangannya. Tidak ada yang bisa membangkitkan dirinya dari ke adaannya kecuali dzikir. Sesungguhnya kelalaian itu merupakan tidur yang nyenyak.
Dzikir yang intinya tauhid merupakan sebatang pohon yang membuahkan pengetahuan dan keadaan yang dapat dilalui oleh orang-orang yang menuju kepada Allah. Tidak ada cara untuk mendapatkan buahnya kecuali dari pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, maka ia akan banyak menghasilkan buah.
Ref,
Dinukil dari eBook Islam Ibnu Majjah "Istighfar dan Taubat"
Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Manfaat Do'a dan Dzikir 35-41 Silahkan baca artikel dari HOSE AL ISLAM Tentang
doa
,
ibadah
,
manhaj
,
sholat
Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://baytal-islam.blogspot.com/2017/10/manfaat-doa-dan-dzikir-35-41.html
Posting Komentar