Latest Post
Tampilkan postingan dengan label rukun islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rukun islam. Tampilkan semua postingan

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung-5

Written By Rachmat.M.Flimban on 17 Mei 2017 | 5/17/2017 07:18:00 AM

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (5)
Bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi, bulan perjuangan, bulan bersungguh-sungguh,
dan bersemangat! Bulan Ramadhan adalah bulan memperbanyak ibadah kepada Allah
By Sa'id Abu Ukkasyah


Bulan Ramadhan adalah Bulan Ampunan Allah
Menunaikan puasa wajib pada bulan ini merupakan sebab diraihnya ampunan Allah Ta’ala. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang puasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap (pahala), maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maksud sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam إِيمَانًا, yaitu atas dasar keimanannya kepada Allah dan ridha terhadap kewajiban berpuasa Ramadhan, tidak membenci kewajiban tersebut.
Sedangkan maksud sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallamاحْتِسَابًا ,yaitu mengharap kepada Allah Ta’ala agar mendapatkan pahala puasa Ramadhan dan tidak ragu-ragu sedikitpun terhadap adanya pahala tersebut.
Dalam riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Antara shalat lima waktu, (sholat) jum’at ke (sholat) jum’at (berikutnya), (puasa) Ramadhan ke (puasa) Ramadhan (berikutnya) melebur dosa-dosa yang terdapat diantaranya , selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar.”
Sebagian Setan dibelenggu, Pintu Neraka Ditutup, dan Pintu Surga Dibuka Saat Masuk Bulan RamadhanRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila masuk bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan (sebagian) setan pun dibelenggu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Al-Qodhi ‘Iyadh rahimahullah menjelaskan,
يحتمل أنه على ظاهره وحقيقته ، وأن تفتيح أبواب الجنة وتغليق أبواب جهنم وتصفيد الشياطين علامة لدخول الشهر ، وتعظيم لحرمته ، ويكون التصفيد ليمتنعوا من إيذاء المؤمنين والتهويش عليهم
“Kemungkinan maksud hadits ini sesuai dengan makna tekstual dan hakekat sesungguhnya, (yaitu) pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan (sebagian) setan pun dibelenggu sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan, dan sebagai pengagungan atas kehormatan bulan tersebut. Sedangkan pembelengguan (sebagian) setan-setan dimaksudkan agar mereka tercegah dari menggoda kaum mukminin dan menyulut fitnah diantara kaum mukminin”.
Selanjutnya beliau rahimahullah berkata,
ويحتمل أن يكون المراد المجاز، ويكون إشارة إلى كثرة الثواب والعفو، وأن الشياطين يقل إغواؤهم وإيذاؤهم فيصيرون كالمصفدين
“Dan ada kemungkinan pula maksud hadits ini sebatas kiasan, (sehingga) mengandung isyarat kepada banyaknya pahala dan maaf Allah, dan bahwa tipu daya dan gangguan setan-setan tersebut menjadi sedikit hingga mereka seperti makhluk yang terbelenggu” (Syarh Shahih Muslim).
Namun, pemahaman yang benar adalah bahwa dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dan dibelenggunya (sebagian) setan pun ini dibawakan kepada hakekat yang sesungguhnya, yaitu makna tekstual hadits ini. Dan berpegang dengan makna tekstual dari hadits inilah sikap yang ditunjukkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Bulan Ramadhan adalah bulan Qiyam
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang melakukan qiyam pada bulan Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Bukhari dan Muslim).
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam قَامَ رَمَضَانَ
والمراد بقيام رمضان صلاة التراويح
“Maksud qiyam Ramadhan disini adalah shalat Tarawih” (Syarh Shahih Muslim).
Dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya dari bulan Ramadhan yang mubarak ini, namun semoga penjelasan yang sedikit ini, dapat menggugah semangat ibadah penyusun dan kita semua. Amiin.
Kesimpulan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi, bulan perjuangan, bulan bersungguh-sungguh, dan bersemangat! Bulan Ramadhan adalah bulan memperbanyak ibadah kepada Allah. Oleh karena itu, bagi hamba Allah yang mendapatkan anugerah Allah yang agung ini, bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan ini selayaknya memuliakan bulan ini dan menjadikannya sebagai sarana untuk bertaubat, meningkatkan keimanannya serta menambah bekal untuk berjumpa dengan-Nya.
اللهم اجعلنا ممن يعرِف لهذا الشهر مكانته وحُرْمَتَه ، ووفِّقنا للقيام فيه بما يرضيك إنك سميع الدعاء .اللهم وفِّقنا لطاعتك، وأعِنَّا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك ، ويسِّرنا لليسرى ، وأتِمَّ علينا النعمة بالقيام بحق هذا الضيف الكريم ، وأعنّا على صيامه وقيامه وحُسن الأدب فيه يا رب العالمين.
Referensi: Diolah dari http://al-badr.net/muqolat/2506
Sumber Artikel Muslim.or.id
Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (5)


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung 4

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (4)
Tahapan terakhir adalah penurunan Al-Quran secara bertahap,
yaitu berfikir Allah berfirman dengan firman Al-Qur'an secara bertahap sesuai dengan keadaan dan kejadian yang selaras dengan merek hikmah dan ilmu-Nya.
By Sa'id Abu Ukkasyah


3. Tahapan penurunan secara bertahap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril ' alaihis salam
Tahapan terakhir adalah penurunan Al-Quran secara bertahap, yaitu berfikir Allah berfirman dengan firman Al-Qur'an secara bertahap sesuai dengan keadaan dan kejadian yang selaras dengan hikmah dan ilmu-Nya. Malaikat Jibril ' alaihis salam mendengarnya dari Allah dan Musa diperintahkan untuk menyampaikannya kepada Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam.
Dalil yang menunjukkan pada tahap ini Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam s ecara bertahap adalah firman Allah dalam surat Al-Furqaan: 32,
وقال الذين كفروا لولا نزل عليه القرآن جملة واحدة كذلك لنثبت به فؤادك
(32) Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan (Rasulullah ) sebenarnya turun saja (sekaligus)?"
Jika kita cermati tahapan penurunan Al-Qur'an yang kedua di atas, yaitu: Al-Qur'an diturunkan praktek 30 juz sekaligus pada malam Lailatul Qodar di bulan Ramadhan, maka hal itu menunjukkan keagungan bulan bulan yang mubarak ini, karena bulan ini dikhususkan Sebagai waktu diturunkannya Al-Qur'an. Ini adalah anugerah yang sangat besar untuk umat ini, yaitu turunnya wahyu Allah yang teragung (Al-Qur'an) pada bulan yang agung (bulan Ramadhan) ini. Al-Qur'an yang agung itu mengandung petunjuk bagi manusia, pembeda antara yang hak dan yang bathil, antara petunjuk dan kesesatan, serta antara kegelapan dan cahaya, agar manusia dapat mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya dengan benar, agar bahagia di dunia Dan akhirat, Allah berfirman:
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان
"Beberapa hari yang ditentukan itu adalah bulan terbit, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-jawaban mengenai hal itu dan pembeda (QS Al-Baqarah: 185 )
Di Dalam Bulan Ramadhan Ada Lailatul Qadar
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah Ta'ala berfirman,
إنا أنزلناه في ليلة القدر * وما أدراك ما ليلة القدر * ليلة القدر خير من ألف شهر
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan " (Al-Qadr: 1-3)
Maksudnya amal yang dilakukan pada malam itu lebih baik dari amal yang dilakukan di seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya, demikian pula masalah pahalanya.
Berkata Sa'id bin Al-Musayyib rahimahullah menjelaskan ayat di atas:
من شهد المغرب والعشاء في جماعة فقد أخذ بحظه من ليلة القدر
"Barangsiapa yang mengadakan sholat Maghrib dan Isya secara berjama'ah, maka sudah mengambil bagiannya (dari kejauhan) dari malam Lailatul Qadar" ( Tafsir Al-Baghawi : 4/658 ).
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah mengatakan Telah sampai kepadaku (tafsir) dari Mujahid tentang firman Allah,
ليلة القدر خير من ألف شهر
Beliau mengatakan,
عملها, صيامها وقيامها خير من ألف شهر
"Beramal, berpuasa dan sholat pada malam Lailatul Qodar lebih baik (lakukan ibadah itu) seribu bulan (selainnya). Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir "( Tafsir Ibnu Katsir : 5/238).
As-Sa'di rahimahullah menjelaskan , "(Dengan anugerah Lailatul Qodar tersebut) umur seseorang makmur, (hakekatnya) dipanjangkan umurnya (secara maknawi), (yaitu) delapan puluh sekian tahun (sepadan seribu bulan, pent.)" ( Tafsir as- Sa'di ).
Semoga Allah menganugerahkan malam Lailatul Qodar kepada kita. Amiin
[Bersambung]
Artikel Muslim.or.id
Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (4)
Penulis ;


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (3)

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (3)
Terkait dengan Al-Qur'an, disebabkan keistimewaan dan keagungannya yang melebihi Kitabullah yang lainnya lah, maka Al-Qur'an diturunkan dengan beberapa tahapan.
By Sa'id Abu Ukkasyah 1 July 2016


Pada ayat yang disebutkan di atas, Allah Ta’ala memuji bulan Ramadhan dengan memilihnya untuk menjadi waktu penurunan Al-Qur`an Al-Karim, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Kitabullah yang lainnya pun diturunkan kepada para rasul ‘alaihimush shalatu was salam pada bulan Ramadhan yang mubarak ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ath-Thabarani serta selainnya dari hadits Watsilah bin Al-Asqo’ radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“Shuhuf Ibrahim ‘alaihissalam diturunkan di awal malam Ramadhan, sedangkan Taurat diturunkan setelah enam hari berlalu dari bulan Ramadhan. Injil diturunkan setelah tiga belas hari berlalu dari bulan Ramadhan, Al-Furqan (Al-Qur`an) diturunkan setelah empat belas hari berlalu dari bulan Ramadhan” (Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah dan Shahih wa Dho’if Al-Jami’ Ash-Shaghir). Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya beberapa Kitabullah kepada para rasul ‘alaihimush shalatu was salam.
Adapun terkait dengan Al-Qur’an, disebabkan keistimewaan dan keagungannya yang melebihi Kitabullah yang lainnya lah, maka Al-Qur’an diturunkan dengan beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahapan penulisan (kitabah) di Lauhul Mahfuzh Sebelum Allah berfirman dengan firman Al-Qur`an, maka Al-Qur`an terlebih dahulu tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Hal ini menunjukkan keluasan ilmu Allah sehingga mengetahui apa yang akan Dia firmankan. Dalilnya adalah firman Allah dalam surat Al-Waaqi’ah: 77-78.
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
(77) Sesungguhnya Al-Qur`an ini adalah bacaan yang sangat mulia,
فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ
(78) pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh).
Dalam surat Al-Buruuj 21-22, Allah berfirman:
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ
(21) Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,
فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ
(22) yang (tertulis) dalam Lauh Mahfuzh.
2. Tahapan Penurunan Seluruhnya Sekaligus di Langit Dunia Pada tahapan ini, Al-Qur`an diturunkan seluruhnya 30 juz sekaligus di Baitul ‘Izzah yang berada di langit dunia, tepatnya pada malam Lailatul Qodar di bulan Ramadhan yang diberkahi ini, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang terdapat dalam surat Al-Qodar 1:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam kemuliaan Lailatul Qodar).
Pakar Tafsir di kalangan sahabat, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat tersebut:
نزل القرآن جملة واحدة في ليلة القدر
“Al-Qur`an diturunkan sekaligus pada malam Lailatul Qodar” (Ibnu Hajar menshahihkan riwayat ini dalam Fathul Bari).
Hal itu terjadi di Baitul ‘Izzah di langit dunia sebagaimana disebutkan dalam sebagian riwayat Ibnu Abbas yang dishahihkan oleh Al-Hakim yang disepakati oleh Adz-Dzahabi.
[bersambung]
Sumer Artikel Muslim.or.id
[bersambung]
Sumer Artikel Muslim.or.id

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (3)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (2)

Written By Rachmat.M.Flimban on 16 Mei 2017 | 5/16/2017 03:59:00 AM

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (2)
Bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi sekaligus anugerah Allah untuk hamba-hamba-Nya, agar semakin bertambah keimanan orang-orang yang beriman
Oleh Sa'id Abu Ukkasyah 29 Juni 2016


Menyambung artikel yang pertama , pembahasan berikut ini masih seputar syukur. Syukur terbangun di atas lima pondasi, yaitu ketundukan untuk Sang Pemberi nikmat, mencintai-Nya, nikmatilah-Nya, memuji-Nya atas anugerah nikmat itu, dan tidak bisa digunakan dalam perkara yang dibenci-Nya. Inilah lima pondasi yang merupakan asas syukur dan pondasi bangunannya. (Ketahuilah!) Setiap orang yang membahas masalah syukur dan definisinya, maka pembahasannya kembali ke lima pondasi tersebut dan berporos sed ", demikianlah tutur Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam Madarijus Salikin (2/244).
Faktor Pendorong Syukur Memang benar, sikap manusia dalam bersyukur itu bertingkat-tingkat, berdasarkan tingkat mereka dalam pengetahuan tentang faktor-faktor pendorong untuk bersyukur.
Di antara faktor pendorong yang sangat mendasar bagi seorang hamba untuk bersyukur adalah pengenalannya terhadap Sang Pencipta alam semesta ini dan Sang Pemberi nikmat, Allah Tabaraka wa Ta'ala. Di antara manusia yang bertipe orang yang mengenal Allah dengan mengenal perincian nama, sifat dan perbuatan-Nya serta mengenal keindahan makhluk-Nya dan kebesaran nikmat-Nya, sehingga hatinya terpenuhi kecintaan kepada-Nya, lisannya pun ringan memuji-Nya, mengikuti ketundukan anggota tubuh Dalam melakukan sesuatu yang diridhai-Nya. Iapun bergoyang setiap nikmat yang Allah anugerahkan isinya dan ia pergunakan nikmat tersebut untuk taat dan beribadah kepada-Nya.
Namun, ada juga tipe manusia yang menghinakan dirinya dengan teledor dalam mengingat Allah dan tidak mengenal-Nya, jadi hal itu semakin menjauhkannya.
Keistimewaan Ramadhan Mendorong Seorang Hamba untuk Mensyukurinya Bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi sekaligus anugerah Allah untuk hamba-hamba-Nya, agar semakin bertambah keimanan orang-orang yang beriman dan agar segera bertaubat orang-orang yang bermaksiat. Allah Tabaraka wa Ta'ala telah mengalami bulan ini dengan beberapa bentuk kekhususan dan mengistimewakannya dengan beberapa keistimewaan yang tidak ada dalam bulan-bulan selainnya.
Marilah kita merenungi sebagian dari kekhususan tersebut, agar semakin besar keagungan nikmat datangnya bulan Ramadhan ini di hati kita. Allah anugerahkan bulan Ramadhan kepada kita agar kita bisa bersyukur kepada-Nya dengan sebenar-benar syukur dan dapat beribadah kepada-Nya dengan sebenar-benar peribadatan.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Al-Qur'an Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia, firman Allah Ta'ala :
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان فمن شهد منكم الشهر فليصمه ومن كان مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون
" (Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-petunjuk mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka maulah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka hari yang tersisanya itu , Pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki ketersediaan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan maulah kamu mencukupkan bilangannya dan maulah kamu gantilah Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan,, kamu bersyukur " (QS. Al-Baqarah: 185)
[Bersambung]

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (2)


Sumber ; Artikel Muslim.or.id

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (1)

Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (1)

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan,

By Sa'id Abu Ukkasyah 27 June 2016




Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan, bahwa pokok syukur adalah mengakui nikmat dari Sang Pemberi nikmat dalam bentuk tunduk, merendahkan diri kepada-Nya, dan mencintai-Nya

Allah telah menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya nikmat yang banyak yang tak bisa kita hitung, Allah berfirman :

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

(34) Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) (QS. Ibrahim: 34).

Nikmat Allah yang dianugerahkan kepada orang-orang yang beriman sangatlah banyak, baik nikmat agama maupun duniawi. Allah telah memberikan anugerah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, berupa akal, badan dan rezeki yang baik.

Allah juga telah menundukkan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi untuk mereka. Allah menganugerahkan semua nikmat ini, agar hamba-hamba-Nya bersyukur kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya semata, tidak menyekutukan-Nya, agar mereka memperoleh ridha-Nya, sehingga masuk kedalam surga-Nya dan melihat wajah-Nya. Di antara kenikmatan Allah yang sangat besar adalah disyari’at-kannya puasa Ramadhan yang diberkahi ini, bahkan Allah menjadikannya sebagai salah satu dari lima rukun Islam.

Hal ini karena puasa Ramadhan adalah anugerah Allah yang agung, maka pantaslah jika Allah tutup beberapa ayat tentang puasa Ramadhan dengan firman Allah Ta’ala,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Al-Baqarah:185).

Pokok Syukur dan Hakikatnya Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan, bahwa pokok syukur adalah mengakui nikmat dari Sang Pemberi nikmat dalam bentuk tunduk, merendahkan diri kepada-Nya, dan mencintai-Nya. Maka, barangsiapa yang tidak mengenal nikmat, bahkan masa bodoh dengannya, maka ia tidak mensyukurinya. Barangsiapa yang mengenal nikmat, namun tidak mengenal Sang Pemberi nikmat, maka ia tidak mensyukurinya juga.

Barangsiapa yang mengenal nikmat dan Sang Pemberi nikmat, akan tetapi mengingkarinya, sebagaimana seseorang mengingkari nikmat Sang Pemberi nikmat, maka berarti ia telah mengkufurinya.

Barangsiapa yang mengenal nikmat dan Sang Pemberi nikmat, dan ia mengakuinya tak mengingkarinya, namun ia tidak tunduk kepada-Nya, tak mencintai-Nya, tak ridha kepada-Nya dan tidak ridha dengan nikmat tersebut, maka iapun tidak mensyukurinya.

Barangsiapa yang mengenal nikmat dan Sang Pemberi nikmat, dan ia tunduk kepada-Nya, mencintai-Nya, ridha kepada-Nya dan ridha dengan nikmat tersebut, iapun menggunakannya dalam perkara yang dicintai-Nya dan dalam ketaatan kepada-Nya, maka inilah profil orang yang mensyukuri nikmat! (Thoriqul Hijratain, Ibnul Qoyyim, hal. 175).


[bersambung ; Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (2) ]


Bulan Ramadhan Anugerah Allah Yang Agung (1)


Sumber Artikel ; Muslim.or.id

 


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. HOSE AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger